Bisnis.com, JAKARTA — Harga saham emiten BUMN karya PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) langsung tancap gas dalam sesi pembukaan perdagangan Senin (22/7/2024).
Pergerakan harga saham PTPP dibuka menguat ke Rp400 pada Senin (22/7/2024). Sampai dengan pukul 09:12 WIB, mahar per lembar naik 1,51% ke Rp404.
Harga saham PTPP bangkit setelah ditutup parkir di zona merah dalam dua sesi beruntun pada 18 Juli 2024 dan 19 Juli 2024. Untuk periode berjalan 2024, pergerakan harga masih terkoreksi sekitar 5,61%.
Akhir pekan lalu, Lo Kheng Hong beberapa investor lainnya disebut telah mengunjungi beberapa proyek di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Dalam kesempatan itu, Pak Lo turut menyambangi salah satu proyek PTPP.
Sebagai gambaran, proyek yang didatangi Lo Kheng Hong beserta rombongan investor adalah Tol IKN 3B tahap 1 yang progres pembangunannya telah mencapai 90,1%. Proyek berikutnya merupakan Istana Negara dan Lapangan Upacara dengan progres 84,3%.
Kunjungan kemudian dilanjutkan ke proyek Pembangunan Kantor Presiden dengan progres mencapai 90,6%. Kunjungan rombongan investor ini kemudian berakhir di proyek Kantor PUPR Wings 2 yang masih dalam proses pembangunan.
Baca Juga
Pak Lo selaku investor kawakan Tanah Air memberikan sedikit pesan terkait pembangunan infrastruktur di IKN. Menurutnya, seluruh pekerjaan yang dilakukan PTPP sudah berjalan baik.
“Luar biasa apa yang sudah dilakukan oleh PTPP di IKN ini dengan membangun istana, kantor, dan lain-lain. Semoga IKN ini dapat tambah maju, tambah ramai, dan bisa menjadi kota metropolitan,” ujarnya.
Sebelumnya, Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo menilai kepercayaan investor kepada BUMN Karya mulai pulih yang tecermin dari respons pasar terhadap obligasi yang dirilis PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) dan PTPP
Kepala Divisi Pemeringkatan Non-Jasa Keuangan 2 Pefindo, Yogie S. Perdana, mengatakan kepercayaan pelaku pasar terhadap BUMN Karya mulai membaik. Hal ini dipicu oleh perbaikan keuangan, serta skema baru pembayaran dalam proyek-proyek yang dikerjakan.
Sebagaimana diketahui, emiten BUMN Karya kini mendorong pembayaran proyek melalui skema progres bulanan. Kondisi tersebut berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang menerapkan metode turnkey alias pembayaran dilakukan ketika proyek telah rampung.
“Di mana sebelumnya BUMN Karya cukup agresif dengan skema pembayaran turnkey dan agresif investasi di level proyek. Sekarang, sesuai dengan arahan Kementerian BUMN fokus pada kompetensi sehingga skema pembayaran dengan pemilik proyek lebih wajar,” ujarnya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.