Bisnis.com, JAKARTA — Lo Kheng Hong terus melancarkan aksi borong saham ABMM meski investor asing mencatatkan net sell untuk periode berjalan 2024.
Investor asing menekan saham PT ABM Investama Tbk. (ABMM) periode berjalan tahun ini. Berdasarkan data RTI Business sampai dengan Jumat (19/7/2024), net sell atau jual bersih menembus Rp140,35 miliar.
Kendati demikian, pergerakan harga saham ABMM mencetak return positif. Mahar per lembar tercatat naik 11,47% ke Rp3.790 year-to-date (ytd) 2024.
Kenaikan harga saham ABMM turut dinikmati oleh Lo Kheng Hong (LKH). Dia berpotensi mendapatkan cuan dari potensi capital gain.
Dalam catatan Bisnis, Pria yang mendapat julukan Warren Buffett Indonesia itu mulai memborong saham ABMM sejak 2021. Saat itu, namanya masuk sebagai pemegang saham terbesar keempat dengan kepemilikan 85,54 juta lembar.
Kala itu, harga saham ABMM baru di Rp1.240 per lembar. Dengan demikian, pergerakan telah naik 205,64% sampai dengan Jumat (19/7/2024).
Baca Juga
Sepanjang periode berjalan 2024, Lo Kheng Hong juga tercatat getol memborong saham ABMM. Jumlah yang dikempit terus mengalami kenaikan tahun ini.
Teranyar, Lo Kheng Hong baru saja memborong 50.000 lembar saham ABMM pada Selasa (16/7/2024). Alhasil, setelah transaksi jumlah yang dipegang naik menjadi 139,47 juta lembar atau setara dengan 5,07%.
Aksi borong membuat Lo Kheng Hong makin kokoh di posisi tiga besar pemegang saham ABMM. Jumlah yang dikempit berada di bawah Tiara Marga Trakindo dan Valle Verde.
Adapun, Lo Kheng Hong terpantau juga memperbesar kepemilikan saham ABMM sepanjang semester I/2024.
Lo Kheng Hong baru memegang 133,83 juta lembar saham ABMM per 31 Desember 2023. Jumlah lembar yang dikempit telah naik 5,5 juta lembar menjadi 139,35 juta pada akhir semester I/2024.
Dalam catatan Bisnis, Lo Kheng Hong mulai menjadi salah satu pemegang saham terbesar emiten batu bara dan kontraktor pertambangan PT ABM Investama Tbk. (ABMM) pada awal April 2024.
Ketika dihubungi Bisnis baru-baru ini, Lo Kheng Hong mengungkapkan alasan berbelanja saham ABMM. Salah satunya realisasi laba yang lebih besar dari emiten termahal di Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN).
Secara terperinci, ABMM membukukan laba bersih US$289 juta pada 2023. Realisasi itu di atas bottom line BREN senilai US$107,4 juta untuk kinerja tahun lalu.
Dari sisi kapitalisasi pasar atau market cap, keduanya memiliki nilai yang terlampau jauh. Pak Lo menyebut kapitalisasi pasar BREN mencapai Rp1.291 triliun sedangkan ABMM hanya Rp10,5 triliun.
Selain potensi capital gain, Lo Kheng Hong juga menikmati keuntungan dari kepemilikan saham ABMM dari pembagian dividen.
Untuk periode 2024, Pak Lo ditaksir mendapatkan jatah sekitar Rp40,70 miliar. Nilai itu berasal dari pembagian dividen untuk kinerja tahun buku 2023.
Sebelumnya, LKH juga menikmati guyuran dividen dari kinerja tahun buku 2022. Jatah setoran dividen yang didapatkannya sekitar Rp45,43 miliar untuk kinerja ABM Investama tahun buku 2022.
Adapun, Lo Kheng Hong ditaksir mendapatkan jatah dividen tunai Rp22,78 miliar yang berasal dari kinerja ABM Investama tahun buku 2021.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.