Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lo Kheng Hong Bertahan Pegang Saham DILD, Cek Kinerja Keuangan Intiland

Jumlah saham DILD Lo Kheng Hong sampai dengan akhir semester I/2024 tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan pengujung 2023.
Investor Senior Lo Kheng Ho. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Investor Senior Lo Kheng Ho. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Jumlah saham PT Intiland Development Tbk. (DILD) yang dipegang oleh Lo Kheng Hong tidak mengalami perubahan hingga akhir semester I/2024 dibandingkan dengan pengujung 2023.

Berdasarkan data di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Lo Kheng Hong memegang 686.416.700 saham DILD atau setara dengan 6,62% sampai dengan 30 Juni 2024. Jumlah ini tidak berubah dari posisi 31 Desember 2023.

Dari sisi kinerja keuangan, emiten properti jagoan Lo Kheng Hong itu mencatatkan kerugian sebesar Rp84,69 miliar pada kuartal I/2024. Hal ini disebabkan oleh merosotnya kinerja penjualan di segmen high rise.  

Sepanjang kuartal I/2024, Intiland membukukan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp84,69 miliar. Perolehan tersebut berbalik arah dari tahun sebelumnya yang mampu meraup laba Rp30,38 miliar. 

Kerugian DILD juga sejalan dengan menurunnya pendapatan bersih. Pada tiga bulan pertama tahun ini, pendapatan perseroan turun 53,93% year-on-year (YoY) menjadi Rp710,86 miliar. 

Faktor utama penurunan itu adalah performa penjualan di segmen high rise, yang merosot 92,93% YoY, atau dari Rp1,19 triliun menjadi Rp84,3 miliar per kuartal I/2024. 

Padahal, segmen penjualan lainnya mengalami peningkatan. Segmen kawasan industri, semisal, melompat 499,24% YoY menjadi Rp260,53 miliar. Adapun, segmen perumahan meraup penjualan Rp164,33 miliar atau tumbuh 29,86% secara tahunan. 

Akibat melemahnya penjualan di segmen high rise atau bangunan tinggi, total penjualan DILD mengalami penurunan sebesar 62,68% YoY menjadi Rp508,69 miliar. 

Sekretaris Perusahaan Intiland Development Theresia Rustandi menjelaskan pasar properti di segmen high rise, khususnya apartemen, belum sepenuhnya pulih sejak beberapa tahun terakhir dan minat beli konsumen juga cenderung wait and see

“Preferensi untuk pembelian dan investasi properti lebih mengarah ke produk-produk rumah tapak, khususnya di segmen menengah yang dari sisi harga lebih affordable,” ujarnya kepada Bisnis Minggu (26/5/2024). 

Di tengah penurunan kinerja penjualan, Theresia menyatakan bahwa Intiland tetap optimistis pasar properti akan terus bergerak meski belum menyamai kondisi sebelum Covid-19.

Perseroan juga sudah menyiapkan strategi untuk menggenjot performa di 2024, seperti fokus pada penjualan unit-unit siap huni, pengembangan baru proyek existing, serta menjangkau segmen pasar yang lebih luas baik dari sisi harga maupun tipe properti. 

“Kami juga memperkuat upaya pemasaran dan promosi, termasuk melalui program promo penjualan Intiland Sunshine Fair yang baru saja diluncurkan. Program ini memberikan banyak kemudahan untuk membeli produk-produk properti Intiland,” kata Theresia. 

Hingga kuartal I/2024, Intiland membukukan nilai marketing sales atau prapenjualan sebesar Rp232,6 miliar. Capaian ini sedikit menurun dari kuartal I/2023 yang sebesar Rp240,1 miliar. 

Sementara itu, DILD kembali absen membagikan dividen tahun buku 2023. Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang berlangsung pada Kamis (30/5/2024).  

Dalam rapat tersebut, pemegang saham menyetujui Rp2 miliar dari laba bersih 2023 yang berjumlah Rp174,1 miliar ditetapkan sebagai dana cadangan wajib. Sementara itu, sisanya atau Rp172,1 miliar dicatatkan sebagai saldo laba. 

Dengan keputusan tersebut, sudah hampir dua tahun Lo Kheng Hong tidak menerima dividen dari DILD. Pak Lo, sapaan akrabnya, muncul sebagai salah satu pemegang saham DILD pada 12 Agustus 2022 dengan menggenggam 651,41 juta lembar atau 6,28%.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper