Bisnis.com, JAKARTA — Investor kawakan Lo Kheng Hong masih menjadi salah satu pemegang saham GJTL terbesar hingga akhir semester I/2024.
Dilansir dari laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (16/7/2024), Lo Kheng Hong memegang 181,13 juta lembar saham PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL) sampai dengan akhir Juni 2024. Jumlah kepemilikan itu setara dengan persentase 5,199%.
Berangkat dari jumlah kepemilikan itu, Lo Kheng Hong menjadi pemegang saham GJTL terbesar ketiga setelah Denham Pte Ltd dengan 49,5% dan Compagnie Financiere dengan 10%.
Hasil penelusuran Bisnis menunjukkan jumlah saham GJTL yang dipegang oleh Lo Kheng Hong bertambah dibandingkan dengan akhir 2023. Kala itu, Pak Lo baru mengempit 180,63 juta lembar atau setara dengan 5,183.
Untuk diketahui, emiten produsen ban Gajah Tunggal membukukan pendapatan Rp4,47 triliun pada kuartal I/2024. Realisasi itu naik 0,60% dari Rp4,44 triliun periode yang sama tahun lalu.
Di tengah kenaikan pendapatan, GJTL mampu menekan beban pokok penjualan yang tercatat turun dari Rp3,56 triliun per akhir Maret 2023 menjadi Rp3,43 triliun pada kuartal I/2024. Alhasil, laba kotor naik dari Rp881,13 miliar akhir kuartal I/2023 menjadi Rp1,04 triliun pada Januari 2024 hingga Maret 2024.
Baca Juga
Tercatat, penjualan kepada pihak ketiga lokal masih menjadi kontributor utama pendapatan Gajah Tunggal periode kuartal I/2024 dengan kenaikan kontribusi dari Rp3,26 triliun tahun sebelumnya menjadi Rp3,46 triliun.
Gajah Tunggal membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk Rp338,84 miliar pada kuartal I/2024. Pencapaian itu mencerminkan pertumbuhan 27,53% dari Rp265,69 miliar periode Januari 2023 hingga Maret 2023.
Adapun, Lo Kheng Hong masih menjadi salah satu pemegang saham GJTL dengan kepemilikan terbesar. Pak Lo memegang 180,63 juta lembar atau setara dengan 5,18% hingga akhir Maret 2024.
Sementara itu, Gajah Tunggal mampu melanjutkan tren kinerja positif pada tahun buku 2023.
GJTL meraih laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,18 triliun, atau berbalik dari rugi Rp181,38 miliar yang diraih pada 2022. Adapun laba per saham juga naik dari –52 menjadi 339.
Sepanjang tahun lalu, GJTL membukukan penjualan bersih sebesar Rp16,97 triliun. Perolehan tersebut melemah 1,16% year-on-year (YoY) dibandingkan 2022 yang meraih Rp17,17 triliun.
Perinciannya, penjualan kepada pihak berelasi mencapai Rp2,04 triliun atau turun 27,16% secara tahunan. Selain itu, kinerja penjualan kepada pihak ketiga sebesar Rp15,19 triliun, meningkat 4,27% YoY. Capaian ini kemudian dikurangi dengan insentif kinerja senilai Rp265,99 miliar.
Meski penjualan menurun, emiten favorit Lo Kheng Hong ini mampu menekan beban pokok penjualan hingga 10,66% secara tahunan menjadi Rp13,23 triliun. Alhasil, laba kotor yang diakumulasikan perseroan sepanjang 2023 sebesar Rp3,73 triliun, melesat 58,70% YoY.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.