Bisnis.com, JAKARTA -- Harga emas diperkirakan akan mengalami penurunan akibat risiko taking profit setelah sebelumnya menunjukkan tren kenaikan.
Analis Dupoin Indonesia Andrew Fischer menyebutkan harga emas yang sebelumnya berada di kisaran US$2.429 - US$2.430, kini telah mengalami kenaikan hingga mencapai US$2.479 - US$2.480. Namun, Fischer memperingatkan bahwa tren ini kemungkinan besar akan berbalik arah dan harga emas akan mengalami penurunan kembali.
Pada sesi perdagangan Asia, Selasa (16/7/2-24), harga emas menunjukkan kenaikan mendekati level tertinggi baru, dipengaruhi oleh spekulasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan mulai memangkas suku bunga mulai September. Spot gold naik 0,2% menjadi US$2.427.77 per ons, sementara gold futures yang akan berakhir pada bulan Agustus naik 0,1% menjadi US$2.432.30 per ons pada pukul 11:46 WIB.
Menurut Fischer, secara teknikal menunjukkan bahwa harga emas akan segera memasuki fase penurunan. Meskipun kenaikan sebelumnya telah terjadi, faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi pasar emas menunjukkan bahwa tren penurunan harga emas ini akan terjadi dalam waktu dekat.
Kenaikan harga emas didorong oleh spekulasi penurunan suku bunga yang meningkat setelah pembacaan inflasi yang lemah dan sinyal dovish dari bank sentral AS. Ketua The Fed, Jerome Powell, pada hari Senin (15/7), mengindikasikan bahwa bank sentral semakin yakin bahwa inflasi akan turun. Meskipun Powell tidak secara langsung mengisyaratkan penurunan suku bunga, pasar menganggap komentarnya sebagai tanda bahwa penurunan suku bunga sudah dekat.
Namun, kenaikan harga emas ini dibatasi oleh ketahanan dolar AS yang dipengaruhi oleh meningkatnya spekulasi bahwa Donald Trump akan memenangkan masa jabatan kedua sebagai presiden. Rebound dolar dari level terendah lebih dari satu bulan minggu ini menahan kenaikan harga emas. Trump diperkirakan akan memberlakukan lebih banyak kebijakan perdagangan proteksionis, yang berpotensi meningkatkan inflasi dan mendukung dolar.
Baca Juga
Dengan mempertimbangkan analisis teknis dan kondisi pasar saat ini, Andrew Fischer dari Dupoin Indonesia memprediksi bahwa harga emas akan mengalami penurunan dalam waktu dekat. Meskipun spekulasi mengenai penurunan suku bunga oleh The Fed dapat memberikan dukungan jangka pendek bagi harga emas, ketahanan dolar dan faktor politik global seperti pemilihan presiden AS akan tetap menjadi faktor penting yang mempengaruhi pergerakan harga emas ke depannya.