Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi fluktuatif namun akan ditutup menguat pada rentang Rp16.130-Rp16.210 pada perdagangan hari ini, Selasa (16/7/2024).
Pada perdagangan Senin (15/7), rupiah ditutup menguat 33,50 poin atau 0,21% ke level Rp16.170 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar AS meningkat sebesar 0,11% ke posisi 104,20.
Sementara itu, mata uang lain di Asia mayoritas ditutup melemah. Yen Jepang, misalnya melemah sebesar 0,03% bersamaan dengan won Korea 0,54%. Adapun yuan China melemah 0,18%, sementara ringgit Malaysia serta baht Thailand turun 0,01% dan 0,35%.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menuturkan greenback mendapatkan beberapa tawaran beli setelah insiden penembakan Donald Trump di Pennsylvania yang mengakibatkan luka di telinga kanan Trump.
“Para analis mengatakan bahwa penembakan tersebut meningkatkan peluang Trump untuk menang atas Joe Biden, sebuah skenario yang pada akhirnya dapat menguntungkan dolar,” ujar Ibrahim dalam keterangan tertulis, Senin (15/7/2024).
Dia mengatakan dolar bakal diuntungkan lantaran Trump mengisyaratkan niatnya untuk memberlakukan kebijakan perdagangan yang lebih proteksionis. Dolar juga akan mengambil banyak isyarat dari pidato Ketua The Fed Jerome Powell akhir pekan ini.
Baca Juga
Di Asia, perekonomian China tumbuh kurang dari yang diperkirakan sebesar 4,7% pada kuartal II/2024. Angka tersebut meningkatkan kekhawatiran atas melambatnya pemulihan ekonomi China, terutama ketika mereka bergulat dengan melambatnya belanja konsumen.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan barang Indonesia surplus pada Juni 2024. Surplus mencapai US$2,39 miliar, atau turun US$0,54 miliar jika dibandingkan bulan sebelumnya yakni US$2,92 miliar. Neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 50 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Adapun ditopang oleh komoditas nonminyak dan gas (migas) yakni sebesar US$4,43 miliar. Komoditas yang memberikan sumbangan surplus adalah bahan bakar mineral (HS 27), lemak dan minyak hewan nabati (HS 15), besi dan baja (HS 72) dan beberapa komoditas lainnya.
Sementara itu, surplus neraca perdagangan nonmigas Juni 2024 sebesar US$4,43 miliar lebih tinggi bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar US$4,25 miliar, ataupun bulan yang sama tahun lalu yang sebesar US$4,41 miliar.
Pada saat yang sama, neraca perdagangan dari komoditas migas tercatat defisit US$ 2,04 miliar. Komoditas penyumbang defisit berasal dari hasil minyak dan minyak mentah. Defisit neraca perdagangan migas Juni 2024 lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya yakni US$1,33 miliar, atau dibandingkan dengan bulan sama tahun lalu sebesar US$0,96 miliar.
Lebih lanjut, neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2024 masih surplus karena nilai ekspor yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai impor. Nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar US$20,84 miliar, atau terkoreksi 6,65% secara bulanan. Adapun nilai impor Indonesia mencapai US$18,45 miliar, turun 4,89% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Untuk perdagangan hari ini, Selasa (15/7/2024), Ibrahim memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak fluktuatif tetapi ditutup menguat pada rentang Rp16.130 hingga Rp16.210 per dolar AS.