Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Rabu 10 Juli 2024, Tren Menguat

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi menguat setelah mengalami tren perbaikan sejak awal pekan.
Ilustrasi nasabah menukarkan uang rupiah di cabang Bank DKI. Dok Bank DKI
Ilustrasi nasabah menukarkan uang rupiah di cabang Bank DKI. Dok Bank DKI
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi menguat setelah mengalami tren perbaikan sejak awal pekan.

Rupiah mampu ditutup menguat pada Selasa (9/7/2024) dan menyentuh level Rp16.251. Penguatan rupiah terjadi di tengah laju greenback yang juga meningkat.

Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 6,5 poin atau 0,04% menuju level Rp16.251 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS juga meningkat sebesar 0,07% ke posisi 105,07.

Sementara itu, mata uang lain di Asia mayoritas ditutup bervariasi. Yen Jepang, misalnya melemah sebesar 0,04%, sementara won Korea menguat 0,06%. Adapun yuan China melemah 0,05%, ringgit Malaysia turun 0,03%, dan baht Thailand menguat 0,02%. 

Di sisi lain, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan nilai tukar rupiah pada semester II/2024 masih berpotensi tertekan, terutama karena faktor global.

Sri Mulyani mengatakan bahwa nilai tukar rupiah mencapai level Rp15.901 per dolar Amerika Serikat (AS) secara rata-rata pada semester I/2024. Nilai tersebut di atas asumsi dalam APBN 2024 yang sebesar Rp15.000.

Sementara pada semester II/2024, Menkeu memperkirakan nilai tukar rupiah masih akan bergerak di atas Rp16.000 per dolar AS.

“Nilai tukar rupiah semester II/2024, kita perkirakan bergerak di Rp16.000 hingga Rp16.200 per dolar AS,” katanya dalam rapat kerja penyampaian laporan semester I APBN 2024, Senin (8/7/2024).

Untuk keseluruhan 2024, kata dia, nilai tukar rupiah diperkirakan bergerak pada kisaran Rp15.900 hingga Rp16.100 per dolar AS.

Pergerakan nilai tukar rupiah kata Sri Mulyani akan dipengaruhi terutama oleh adanya harapan bahwa Federal Reserve (The Fed) mungkin akan menurunkan suku bunga dengan kondisi perekonomian terkini AS.

“Dari inflasi di AS dan pertumbuhan ekonomi di AS yang keduanya menunjukkan kecenderungan untuk memunculkan ruang bagi Fed Funds Rate untuk diturunkan,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper