Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Menguat ke Rp16.251, Dolar AS Juga Naik Tipis

Rupiah menguat 6,50 poin atau 0,04% menuju level Rp16.251 per dolar AS pada Selasa (9/7/2024). Pada saat yang sama, dolar AS juga naik tipis.
Rupiah menguat 6,50 poin atau 0,04% menuju level Rp16.251 per dolar AS pada Selasa (9/7/2024). Pada saat yang sama, dolar AS juga naik tipis. Bisnis/Suselo Jati
Rupiah menguat 6,50 poin atau 0,04% menuju level Rp16.251 per dolar AS pada Selasa (9/7/2024). Pada saat yang sama, dolar AS juga naik tipis. Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada Selasa (9/7/2024) dan menyentuh level Rp16.251. Penguatan rupiah terjadi di tengah laju greenback yang juga meningkat.

Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 6,5 poin atau 0,04% menuju level Rp16.251 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS juga meningkat sebesar 0,07% ke posisi 105,07.

Sementara itu, mata uang lain di Asia mayoritas ditutup bervariasi. Yen Jepang, misalnya melemah sebesar 0,04%, sementara won Korea menguat 0,06%. Adapun yuan China melemah 0,05%, ringgit Malaysia turun 0,03%, dan baht Thailand menguat 0,02%. 

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menuturkan para pedagang memperbesar taruhannya bahwa Ketua The Fed Jerome Powell akan memberikan pernyataan dovish menjelang kesaksiannya di hadapan kongres.

“Meskipun Powell baru-baru ini mencatat kemajuan menuju disinflasi, dia juga mengatakan The Fed masih memerlukan kepercayaan lebih untuk mulai menurunkan suku bunga,” ujar Ibrahim dalam keterangan tertulis, Selasa (9/7/2024).

Menurutnya, data utama inflasi indeks harga konsumen juga tersedia dan kemungkinan besar akan menjadi faktor dalam prospek suku bunga The Fed. Saat ini, terdapat peluang sekitar 76% penurunan suku bunga pada September 2024 menurut FedWatch Tool.

Dari dalam negeri, pemerintah memperkirakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan melebar menjadi 2,7% dari produk domestik bruto (PDB) atau mencapai Rp609,7 triliun pada akhir 2024.

“Proyeksi defisit tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan target awal dalam APBN 2024 yang sebesar Rp522,8 triliun atau setara dengan 2,29% dari PDB,” pungkasnya.

Defisit tersebut dikarenakan belanja negara yang diperkirakan melonjak ke Rp3.412,2 triliun pada akhir 2024, dari pagu awal sebesar Rp3.325,1 triliun. Sementara itu, pendapatan negara diperkirakan mencapai Rp2.802,5 triliun, naik tipis dari target awal Rp2.802,3 triliun.

Dengan perkembangan tersebut, pembiayaan anggaran untuk menutup tambahan defisit tersebut diperkirakan sebesar Rp609,7 triliun. Oleh karena itu, pemerintah akan menutup selisih defisit lewat tambahan penggunaan saldo anggaran lebih (SAL) sebesar Rp100 triliun.

“Sebelumnya, pemerintah pada tahun 2022 dan 2023 mampu mengumpulkan SAL yang cukup besar sehingga dapat dimanfaatkan saat ini atau di tengah kondisi suku bunga global yang cenderung tinggi,” kata Ibrahim.

Pada perdagangan besok, Rabu (10/7/2024), dia memperkirakan rupiah akan tetap bergerak fluktuatif tetapi ditutup melemah pada rentang Rp16.270 hingga Rp16.330 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper