Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Transaksi Saham Tergerus Kebijakan FCA, Mansek dan Maybank Alami Koreksi

IHSG mengalami koreksi sedalam 2,65% akibat frekuensi transaksi yang melandai setelah kebijakan FCA mengudara.
Artha Adventy, Pandu Gumilar, Rizqi Rajendra
Sabtu, 15 Juni 2024 | 09:39
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (10/6/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (10/6/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi sedalam 2,65% akibat frekuensi transaksi yang melandai setelah kebijakan FCA mengudara.

Penurunan IHSG disertai dengan menciutnya kapitalisasi pasar indeks komposit menjadi Rp11.486 triliun dari Rp11.488 triliun pada sepekan lalu. Adapun investor asing hari ini mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp729,87 miliar pada Jumat (14/6/2024) atau sebesar Rp8,56 triliun sepanjang 2024.

Larinya investor asing membuat pada rata-rata volume transaksi harian naik  sebesar 60,25% menjadi 25,31 miliar lembar saham dari 15,79 miliar lembar saham pada sepekan lalu. Rata-rata nilai transaksi harian saham pekan ini turut meningkat sebesar 1,93%, yaitu menjadi Rp10,59 triliun dari Rp10,39 triliun.

Di sisi lain, rata-rata frekuensi harian saham selama sepekan turut melesu sebesar 2,65% menjadi 902.000 kali transaksi dari 927.000 kali transaksi pada sepekan lalu.

Pengamat pasar modal sekaligus Direktur Avere Investama Teguh Hidayat mengatakan, akhir-akhir ini rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) cenderung sepi, sempat ke kisaran Rp10 triliun per hari. Hal itu juga berdampak ke transaksi broker.

"Pendapatan sekuritas atau broker itu dari transaksi kan. Kalau transaksinya sepi, mereka pendapatannya dari mana? Nah jadi mungkin itu sebabnya akhirnya karena pendapatannya lebih kecil tidak menutup biaya operasional," ujar Teguh kepada Bisnis, dikutip Kamis (13/6/2024).

Mengacu data statistik BEI, sejumlah broker mencatatkan penurunan transaksi secara kuartalan. Misalnya, UBS Sekuritas Indonesia membukukan transaksi Rp112,11 triliun per kuartal I/2024, atau turun -0,95% secara QoQ dibandingkan kuartal IV/2023 sebesar Rp113,19 triliun.

Selanjutnya, Mandiri Sekuritas mencatatkan transaksi sebesar Rp111,78 triliun pada tiga bulan pertama 2024, atau turun -9,30% secara QoQ. Disusul Maybank Sekuritas Indonesia yang turun -7,60% QoQ menjadi Rp104,1 triliun.

Kemudian, CGS-CIMB Sekuritas Indonesia membukukan transaksi Rp87,93 triliun atau turun -12,52% QoQ. Diikuti Mirae Asset Sekuritas Indonesia yang turun -23,21% QoQ menjadi Rp61,83 triliun.

Teguh mengatakan, dengan adanya PPK FCA berisiko akan semakin menggerus nilai transaksi saham, sebab para investor menjadi enggan untuk melakukan transaksi saham.

"Banyak sebelumnya broker yang merugi, baik yang lokal maupun yang asing. Tapi tidak ada tindakan khusus juga dari Bursa, malah ada FCA segala macam yang bikin pasar saham jadi sepi lagi," kata dia.

Sementara itu, Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata mengatakan saat ini investor asing secara konsisten mencatatkan jual bersih yang membuat IHSG sulit rebound lebih tinggi dalam waktu dekat. Sentimen market regional yaitu data CPI AS yang lebih rendah tidak dapat menopang rebound IHSG. 

“Kiblat pasar saat ini mau tak mau harus diakui berasal dari AS, terlebih dalam kaitannya dengan kebijakan moneter The Fed yang masih  kental bernarasi hawkish. Selain itu, pasar saham Indonesia seolah kehilangan daya tariknya secara asing meragukan ketahanan  fiskal Indonesia,” kata Liza.

Di jajaran saham big cap, BBRI anjlok 3,02%, BMRI 2,13%, TLKM 4,23%, ASII 0,90%, BBNI 3,79%, hingga BRPT 3,06%. Sementara itu, saham big cap yang naik di antaranya AMMN 2,33% dan UNVR 4,58%.

Sementara itu, di deretan saham top gainers, terpantau saham 'receh' Grup MNC melonjak, seperti BHIT yang naik 10% ke Rp22, IPTV naik 10% ke 22, dan BCAP naik 8,70% ke Rp25. Sementara itu, di luar Grup MNC, saham FCA lainnya seperti TAXI dan SBAT melonjak 100% menjadi Rp2, dari sebelumnya Rp1.

Bersama IHSG, mayoritas Bursa Asia juga merah. Hang Seng Index Hong Kong turun 0,94% dan Strait Times Index Singapura turun 0,69%.

-------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper