Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup anjlok pada perdagangan Jumat (14/6/2024) seiring dengan kejatuhan saham big cap. Namun, sejumlah saham Grup MNC milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo yang mengalami full call auction (FCA) masih menguat.
IHSG ditutup anjlok 1,42% atau 96,73 poin menjadi 6.734,83. Sepanjang sesi, indeks bergerak di rentang 6.713-6.840. IHSG sempat anjlok 1,5%.
Di jajaran saham big cap, BBRI anjlok 3,02%, BMRI 2,13%, TLKM 4,23%, ASII 0,90%, BBNI 3,79%, hingga BRPT 3,06%. Sementara itu, saham big cap yang naik di antaranya AMMN 2,33% dan UNVR 4,58%.
Sementara itu, di deretan saham top gainers, terpantau saham 'receh' Grup MNC melonjak, seperti BHIT yang naik 10% ke Rp22, IPTV naik 10% ke 22, dan BCAP naik 8,70% ke Rp25. Sementara itu, di luar Grup MNC, saham FCA lainnya seperti TAXI dan SBAT melonjak 100% menjadi Rp2, dari sebelumnya Rp1.
Bersama IHSG, mayoritas Bursa Asia juga merah. Hang Seng Index Hong Kong turun 0,94% dan Strait Times Index Singapura turun 0,69%.
Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata mengatakan saat ini investor asing secara konsisten mencatatkan jual bersih yang membuat IHSG sulit rebound lebih tinggi dalam waktu dekat. Sentimen market regional yaitu data CPI AS yang lebih rendah tidak dapat menopang rebound IHSG.
Baca Juga
“Kiblat pasar saat ini mau tak mau harus diakui berasal dari AS, terlebih dalam kaitannya dengan kebijakan moneter The Fed yang masih kental bernarasi hawkish. Selain itu, pasar saham Indonesia seolah kehilangan daya tariknya secara asing meragukan ketahanan fiskal Indonesia,” kata Liza kepada Bisnis, Kamis (13/6/2024).
Liza menjelaskan keraguan investor asing adalah terkait ketahanan fiskal Indonesia dalam menyambut rencana makan siang dan susu gratis dari presiden terpilih Prabowo. Kemudian susunan kabinet dan road map rencana kerja pemerintah akan menjadi fokus para pelaku pasar, terlebih memantau siapa menteri keuangan RI berikutnya.
Di sisi lain, IHSG semakin tertekan oleh sentimen domestik yaitu kebijakan FCA atau full call auction. Liza mengatakan IHSG dihadapkan dengan batu sandungan FCA yang dikenakan kepada saham indeks mover berkapitalisasi besar seperti PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN).
Hal tersebut karena pasar khawatir dengan masalah likuiditas atas saham BREN. Maka tak heran, kata Liza, gerakannya jadi sangat volatil belakangan hari ini dan membuat IHSG menjadi roller coaster.
“Sedangkan di sektor lain yang lebih stabil seperti finansial atau saham bluechips lainnya juga belum ada katalis yang benar-benar bisa menopang IHSG,” kata dia.
Secara teknikal, Liza menyebut belum begitu yakin IHSG menemukan supportnya di sekitar posisi saat ini meski terdapat potensi pelemahan terbatas atau limited downside potential di area 6.800-6.750 berkat indikator RSI positive divergence.
“Artinya walau IHSG terus membuat new Low belakangan hari ini tapi sepertinya buying momentum mulai picking-up,” lanjutnya.