Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah diproyeksi masih akan bertahan di posisi Rp16.400 per dolar AS hingga akhir tahun setelah The Fed memutuskan menahan suku bunga acuan di level 5,25%-5,50% pada pertemuan Rabu (12/6/2024) malam.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebutkan mata uang rupiah tidak akan jatuh lebih dalam sampai dengan akhir tahun karena Bank Indonesia masih memiliki ruang menaikkan suku bunga hingga 50 basis poin tahun ini. Rupiah pun diramal berada di kisaran Rp16.400 per dolar AS.
“Kemungkinan besar Rp16.400 itu sudah paling tinggi karena Bank Indonesia masih ada ruang untuk menaikkan suku bunga 50 bps,” kata Ibrahim kepada Bisnis, Kamis (13/6/2024).
Meski The Fed menahan suku bunga dan indeks dolar menguat, kata Ibrahim, Bank Indonesia masih memiliki 50 bps dan kemungkinan akan menaikkan suku bunga di tahun ini untuk menjaga nilai tukar rupiah.
Ibrahim menjelaskan, pada pertemuan sebelumnya Bank Indonesia memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 6,25%.
“Jadi nanti kalau rupiah mengalami pelemahan ke Rp16.300 BI akan menaikkan suku bunga 25 bps, lalu kalau nanti ke Rp 16.400 atau 16.500 masih ada ruang untuk kenaikan suku bunga di 25 bps,” lanjutnya.
Baca Juga
Oleh karena itu, tahun ini Bank Indonesia kemungkinan akan menaikkan suku bunga di 6,75%. Dengan kondisi sekarang terlebih adanya ketidakpastian politik yang lebih besar menuju Pilkada, kemungkinan menstabilkan nilai tukar rupiah akan dilakukan dengan kenaikan suku bunga 25 bps dan kredit kemungkinan tetap.
Berdasarkan data Bloomberg pukul 12.55 WIB, indeks dolar berada di level 104,410 atau melemah 0,20%. Sementara itu mata uang rupiah naik tipis 0,03% ke posisi Rp16.290 per dolar AS.