Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada Rabu (5/6/2024) dan menyentuh level Rp16.286,5. Pelemahan ini terjadi di tengah kenaikan tajam greenback.
Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup turun 66,50 poin atau 0,41% menuju level Rp16.286,5 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,19% ke posisi 104,30.
Sementara itu, mata uang lain di Asia mayoritas ditutup melemah. Yen Jepang, misalnya, mencatatkan pelemahan sebesar 0,79%, lalu diikuti yuan China 0,08%, dan peso Filipina sebesar 0,11%. Adapun, won Korea dan ringgit Malaysia menguat 0,23% dan 0,10%.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan data terbaru dari Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja (JOLTS) menunjukkan penurunan signifikan sebanyak 296.000 menjadi 8,059 juta pada akhir April 2024.
“Terendah sejak Februari 2021. Penurunan ini menambah kekhawatiran pasar setelah laporan indeks manajer pembelian dan penurunan peringkat produk domestik bruto yang lemah,” ujarnya dalam publikasi riset harian, Rabu (5/6/2024).
Menurutnya, pelaku pasar kini berfokus pada laporan ketenagakerjaan AS yang rilis Jumat ini. Diperkirakan ada 185.000 lapangan kerja baru tercipta pada Mei, naik dari 175.000 per April. Namun, data nonfarm payrolls akan menjadi indikator kunci pasar tenaga kerja AS.
Baca Juga
Sementara itu, The Fed dijadwalkan mengadakan pertemuan pekan depan dan diperkirakan mempertahankan suku bunga tetap stabil di tengah tekanan inflasi. CME FedWatch Tools menunjukkan pedagang kian bertaruh pada penurunan suku bunga pada September.
Dari dalam negeri, pemerintah telah menetapkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk tahun anggaran 2025 di kisaran 2,45%-2,82%, lebih tinggi dibandingkan target defisit 2024 sebesar 2,29%.
“Defisit yang melebar ini mempertimbangkan kebutuhan untuk melanjutkan program-program pemerintahan Presiden Joko Widodo serta peningkatan pembayaran bunga utang,” tuturnya.
Ibrahim mengatakan dengan belanja yang berbasis utang, penting untuk memastikan belanja modal dapat menghasilkan pendapatan yang cukup untuk membayar kembali utang tersebut.
Selain itu, ruang belanja yang lebih tinggi di APBN 2025 berpotensi mempersempit fleksibilitas anggaran pemerintahan baru. Pemerintahan baru juga harus menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 paling lambat tiga bulan setelah pelantikan.
Untuk perdagangan besok Kamis (5/6/2024), Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif pada rentang Rp16.270 sampai dengan Rp16.340 per dolar AS.