Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Melemah ke Level Rp16.267, Dolar AS Perkasa

Rupiah melemah 47,50 poin atau 0,29% menuju level Rp16.267,5 per dolar AS.
Ilustrasi mata uang berbagai negara di dunia, antara lain dolar AS, rupiah, yen, dan yuan. Dok Freepik
Ilustrasi mata uang berbagai negara di dunia, antara lain dolar AS, rupiah, yen, dan yuan. Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah pada Rabu (5/6/2024) dan menyentuh level Rp16.267,5. Pada saat bersamaan, greenback terpantau semakin perkasa. 

Mengutip data Bloombergrupiah dibuka melemah 47,50 poin atau 0,29% menuju level Rp16.267,5 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,05% ke posisi 104,16.

Sementara itu, mata uang lain di Asia dibuka bervariasi. Won Korea, misalnya, mencatatkan penguatan 0,59%, lalu diikuti ringgit Malaysia 0,07%, dan baht Thailand 0,07%. Adapun, yuan China dan yen Jepang melemah 0,07% dan 0,37%.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif pada hari ini, tetapi ditutup menguat pada rentang Rp16.180 – Rp16.260.

Sebelumnya, dia mengatakan fokus minggu ini tertuju pada keputusan suku bunga di Eropa dan Kanada. Bank Sentral Eropa dan Bank Sentral Kanada diperkirakan akan mulai memangkas suku bunga, yang berpotensi memicu pelonggaran moneter di seluruh dunia.

“Sementara itu, The Fed juga akan mengadakan pertemuan minggu depan, meskipun bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil,” tuturnya.

Dari dalam negeri, pertumbuhan ekonomi jelang semester II/2024 akan didukung pertumbuhan angsuran yang kuat dengan pengaruh penanaman modal asing dan pengeluaran infrastruktur. Ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh 5,2% di 2024, lebih tinggi dari 5% pada 2023.

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) telah mengejutkan banyak pihak dengan menaikan suku bunga acuan pada April lalu menjadi sebesar 6,25%. Langkah tersebut untuk mengatasi pelemahan rupiah dan inflasi yang kembali sedikit mengalami kenaikan.

“Saat ini, muncul ketidakpastian BI akan kembali menaikan suku bunga jika rupiah terus melemah. Oleh karena itu, BI menunda waktu pemangkasan suku bunga pertama BI-Rate dan kemungkinan di kuartal keempat baru menurunkan suku bunga,” ujarnya.

Menurutnya, BI akan tetap berhati-hati untuk memangkas bunga, dan memilih menunggu langkah dari bank sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed. Sedangkan pemangkasan suku bunga di AS diperkirakan terjadi pada September 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper