Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Naik ke Level Rp16.197 saat Greenback Melemah

Rupiah dibuka menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (4/6/2024) dan menyentuh level Rp16.197. Di sisi lain, greenback terpantau mengalami pelemahan.
Rupiah dibuka menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (4/6/2024) dan menyentuh level Rp16.197. Di sisi lain, greenback terpantau mengalami pelemahan. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Rupiah dibuka menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (4/6/2024) dan menyentuh level Rp16.197. Di sisi lain, greenback terpantau mengalami pelemahan. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada Selasa (4/6/2024) dan menyentuh level Rp16.197. Di sisi lain, greenback terpantau mengalami pelemahan.

Mengutip data Bloomberg, rupiah dibuka menguat 33 poin atau 0,20% menuju level Rp16.197 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS mencatatkan pelemahan 0,05% ke posisi 104,09.

Sementara itu, mata uang lain di Asia mayoritas dibuka menguat. Won Korea, misalnya, mencatatkan penguatan 0,27%, lalu diikuti rupee India 0,38%, dan ringgit Malaysia 0,27%. Adapun, yuan China dan baht Thailand melemah 0,05% dan 0,04%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) di AS meningkat 0,3% pada bulan lalu. Kenaikan ini menyamai peningkatan yang belum direvisi pada Maret, dan mencerminkan tekanan inflasi yang stabil.

“Pembacaan inflasi utama yang stabil ini telah mendorong para pedagang untuk memperkirakan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve pada bulan September mendatang,” ujarnya.

Ibrahim menambahkan fokus minggu ini tertuju pada keputusan suku bunga di Eropa dan Kanada. Bank Sentral Eropa dan Bank Sentral Kanada diperkirakan akan mulai memangkas suku bunga, yang berpotensi memicu pelonggaran moneter di seluruh dunia.

“Sementara itu, The Fed juga akan mengadakan pertemuan minggu depan, meskipun bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil,” tuturnya.

Dari dalam negeri, tingkat inflasi Indonesia pada Mei 2024 mencapai 2,84% YoY atau lebih rendah dibandingkan April sebesar 3%. Secara bulanan, Indonesia mengalami deflasi yang terutama disebabkan oleh penurunan harga pangan dan energi. Usainya momen Ramadan dan Idulfitri juga berkontribusi pada deflasi di sektor pangan.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) meyakini inflasi inti dapat terjaga seiring ekspektasi inflasi yang terkendali, kapasitas perekonomian yang masih besar, serta imported inflation yang terkendali berkat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah.

“BI juga memperkirakan inflasi volatile food akan kembali menurun seiring peningkatan produksi akibat masuknya musim panen dan dukungan sinergi pengendalian inflasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan [GNPIP] di berbagai daerah,” kata Ibrahim.

Pada perdagangan hari ini, Ibrahim memperkirakan pergerakan mata uang rupiah akan berfluktuasi tetapi ditutup melemah di rentang Rp16.220 - Rp16.270.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper