Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mantul! Rupiah Ditutup Naik ke Rp16.027 per Dolar AS

Mata uang rupiah ditutup naik ke level Rp16.027 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Rabu (15/5/2024).
Karyawan menata uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menata uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah ditutup naik ke level Rp16.027 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Rabu (15/5/2024). Kenaikan rupiah terjadi ketika pasar berekspektasi The Fed tidak akan menaikkan suku bunga di 2024. 

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan dengan naik 0,45% atau 72 poin ke posisi Rp16.027 per dolar AS. Adapun indeks dolar terpantau turun 0,14% ke level 104,74. 

Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya kompak bergerak menguat terhadap dolar AS. Yen Jepang naik 0,20%, dolar Hong Kong naik 0,05%, dolar Singapura menguat 0,18%, dolar Taiwan naik 0,69%, dan won Korea menguat 0,63%.

Selanjutnya peso Filipina menguat 0,51%, rupee India naik 0,02%, yuan China naik 0,13%, ringgit Malaysia naik 0,13%, dan baht Thailand menguat 0,04%. 

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan saat ini pasar semakin yakin bahwa Federal Reserve tidak akan menaikkan suku bunga lebih lanjut pada tahun 2024, menyusul komentar dari Ketua Jerome Powell pada hari Selasa. Gagasan ini memicu pelemahan dolar, bahkan ketika data inflasi pabrik untuk bulan April mengejutkan secara positif.

Komentar Powell dari The Fed, khususnya bahwa kebijakan moneter saat ini cukup ketat untuk menurunkan inflasi, merupakan pendorong utama penurunan dolar. Namun Powell juga memperingatkan bahwa bank sentral kehilangan kepercayaan bahwa inflasi akan mereda dengan cepat, dan bahwa tekanan harga bisa memakan waktu lebih lama untuk mencapai target tahunan bank sebesar 2%. 

“Komentarnya, ditambah pembacaan PPI yang kuat, membuat pasar waspada terhadap kemungkinan pembacaan indeks harga konsumen bulan April yang berpotensi lebih tinggi dari perkiraan, yang akan dirilis hari ini,” kata Ibrahim dalam riset harian, Rabu (15/5/2024). 

Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan barang Indonesia kembali mencatat surplus sebesar US$3,56 miliar pada April 2024 ini. Surplus ini lebih rendah dibandingkan Maret 2024 yang sebesar US$4,58 miliar, sesuai ekspektasi para analis.

Meski neraca dagang April ini surplus, namun turun baik secara bulanan maupun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Surplus neraca dagang lebih ditopang oleh nonmigas sebesar US$5,17 miliar dengan komoditas yang menyumbang utama adalah bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, besi dan baja.

Sejalan dengan hal tersebut, Ibrahim memproyeksikan perdagangan besok, Kamis (16/5/2024)  mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp15.970-Rp16.070. per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper