Bisnis.com, JAKARTA – Total kekayaan Prajogo Pangestu semakin tebal di usianya yang genap 80 tahun pada 13 Mei 2024. Hal ini tak lepas dari loncatan sejumlah saham miliknya.
Berdasarkan data Forbes Real-Time Billionaire per Rabu (15/5/2024), Prajogo Pangestu memiliki harta senilai US$66,8 miliar atau sekitar Rp1.060 triliun.
Kekayaan tersebut membuat nama Prajogo Pangestu menghuni posisi ke-24 daftar sebagai orang terkaya dunia, dan menahbiskan diri sebagai orang terkaya di indonesia.
Hal itu lantas membuat saham-saham terafiliasi dengan Prajogo Pangestu seperti CUAN, BRPT, BREN, TPIA, dan PTRO, yang berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), melonjak signifikan pada sesi I perdagangan Rabu (15/5/2024).
Di daftar teratas ada PT Petrosea Tbk. (PTRO) yang membukukan kenaikan harga saham tertinggi yaitu 13,73% menuju level Rp8.075. Posisi tersebut diikuti saham PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) yang melesat 9,20% ke Rp9.200.
Berikutnya adalah saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang mencatatkan kenaikan 8,63% menjadi Rp10.075. Adapun saham PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) masing-masing naik 6,77% dan 6,46%.
Baca Juga
Dalam perkembangan lain, emiten-emiten milik Prajogo diketahui menyiapkan alokasi belanja modal (capital expenditure/capex) jumbo guna menggenjot ekspansi pada 2024.
Direktur dan Corporate Secretary Barito Pacific David Kosasih mengatakan BRPT sebagai holding menganggarkan belanja modal sebesar US$600 juta hingga US$650 juta. Jumlah ini setara dengan Rp10,12 triliun-Rp10,45 triliun.
David menyampaikan bahwa belanja modal itu sudah termasuk milik TPIA dan BREN, yang nantinya digunakan untuk proyek pabrik CA-EDC atau pabrik ethylene dichloride, drilling geothermal, serta beberapa proyek lainnya.
Pabrik CA-EDC merupakan hasil kerja sama antara TPIA dan Inalum, dengan nilai investasi US$800 juta atau dengan Rp12,45 triliun. Pembangunan pabrik baru ini diharapkan dapat berkontribusi positif terhadap pendapatan konsolidasi Grup Chandra Asri.
Selain itu, belanja modal jumbo yang disiapkan ini juga sejalan dengan beberapa aksi korporasi yang dilakukan Grup Barito Pacific, yakni TPIA dan BREN.
TPIA, misalnya, baru saja mengumumkan akuisisi 100% aset kilang minyak Shell Singapore Energy and Chemicals Park Singapore (SECP) dari Shell Singapore Pte. Ltd. melalui perusahaan patungannya bersama Glencore plc, CAPGC Pte. Ltd.
Akuisisi tersebut ditargetkan rampung pada akhir tahun ini. Meski demikian, belum diketahui jumlah investasi yang akan digelontorkan oleh TPIA.
Adapun BREN mengalokasikan capex US$160 juta atau Rp2,57 triliun pada 2024. Hingga kuartal I/2024, BREN menyerap belanja modal sekitar US$13 juta dolar yang digunakan untuk persiapan kegiatan drilling aset Drajat dalam waktu dekat ini.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.