Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gencar Ekspansi, Emiten Prajogo Pangestu Siapkan Rp10,4 Triliun

Emiten-emiten Grup Barito, TPIA, BREN hingga CUAN menyiapkan dana jumbo untuk melakukan ekspansi sepanjang 2024.
Konglomerat Prajogo Pangestu. Emiten-emiten Grup Barito, TPIA, BREN hingga CUAN menyiapkan dana jumbo untuk melakukan ekspansi sepanjang 2024. /baritopacific
Konglomerat Prajogo Pangestu. Emiten-emiten Grup Barito, TPIA, BREN hingga CUAN menyiapkan dana jumbo untuk melakukan ekspansi sepanjang 2024. /baritopacific

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten-emiten Grup Barito Pacific gencar melakukan serangkaian akuisisi sejak awal tahun. Seiring dengan banyaknya ekspansi, emiten-emiten milik orang terkaya di Indonesia Prajogo Pangestu ini juga menyiapkan belanja modal jumbo. 

Direktur dan Corporate Secretary Barito Pacific David Kosasih mengatakan BRPT sebagai holding menganggarkan belanja modal sebesar US$600 juta hingga US$650 juta atau setara dengan Rp10,12 triliun-Rp10,45 triliun (kurs jisdor Rp16.083). Mayoritas belanja modal tersebut akan digunakan untuk proyek pabrik CA-EDC atau pabrik ethylene dichloride, drilling geothermal dan beberapa proyek lainnya. 

“Capex tersebut sudah termasuk milik TPIA dan BREN,” kata David kepada Bisnis, Selasa (14/5/2024). 

Lebih jauh, David menyebutkan sepanjang kuartal I/2024, belanja modal yang diserap mencapai 15 persen dari seluruh anggaran yang disediakan atau sekitar US$195 juta. Meski demikian, dia tidak merincikan alokasi penggunaan dana tersebut. 

Belanja modal jumbo yang disiapkan sejalan dengan beberapa aksi korporasi yang dilakukan grup Barito, PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) dan PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN).

Berikut rekapitulasi belanja modal masing-masing emiten dan aksi korporasi yang dilakukan sejak Januari 2024, termasuk PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) dan PT Petrosea Tbk. (PTRO).

Sederet Ekspansi Emiten Prajogo Pangestu pada 2024

  1. PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA)

TPIA baru saja mengumumkan akan melakukan akuisisi 100% terhadap aset kilang minyak  Shell Singapore Energy and Chemicals Park Singapore (SECP) dari Shell Singapore Pte. Ltd. melalui perusahaan patungannya bersama Glencore plc, CAPGC Pte. Ltd. Akuisisi ini ditargetkan rampung akhir tahun namun belum diketahui jumlah investasi yang akan digelontorkan TPIA. 

Selain itu, TPIA juga berencana melakukan pemisahan (spin off) tiga unit usaha yaitu usaha pelabuhan, dermaga dan fasilitas penyimpanan ke PT Chandra Pelabuhan Nusantara (CPAT). 

Selain dua aksi korporasi tersebut, TPIA sampai dengan saat ini telah menandatangani beberapa perjanjian di antaranya perjanjian jual beli garam dan perjanjian dengan Perum Jasa Tirta. 

Guna dapat melancarkan aksi tersebut, TPIA mengalokasikan dana sebesar US$400 juta atau sekitar Rp6,2 triliun (kurs jisdor Rp15.568) untuk belanja modal sepanjang 2024. Sebagian besar dari anggaran tersebut, yaitu US$300 juta, ditujukan untuk membangun pabrik Chlor Alkali-Ethylene Dichloride (CA-EDC) pada awal tahun.

Pabrik CA-EDC merupakan hasil kerja sama antara TPIA dan Inalum, dengan total nilai investasi mencapai US$800 juta atau setara dengan Rp12,45 triliun. Pembangunan pabrik baru ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pendapatan konsolidasi Grup Chandra Asri di masa mendatang. 

  1. PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN)

BREN menganggarkan belanja modal sebesar US$160 juta atau setara dengan Rp2,57 triliun (kurs jisdor Rp16.085) sepanjang 2024.  

Sepanjang kuartal I/2024, BREN menyerap belanja modal sekitar US$13 juta dolar yang digunakan untuk persiapan kegiatan drilling aset Drajat yang akan dimulai dalam waktu dekat ini. Selain itu akan ada capex rutin yaitu perawatan sumur secara berkala untuk menjaga ketersediaan uap yang akan dilakukan setiap tiga tahun sekali. 

Adapun BREN sepanjang kuartal I/2024 telah merampungkan akuisisi pembangkit listrik tenaga angin yaitu PLTB Sidrap 1 dengan kapasitas 75 MW dan 3 aset pengembangan tenaga angin dengan potensi kapasitas gabungan sebesar 320 MW yang terletak di provinsi Sulawesi Selatan (Sidrap 2), Sukabumi dan Lombok. 

PLTB Sidrap 1 merupakan pembangkit listrik tenaga angin pionir di Indonesia dan menduduki peringkat salah satu yang terbesar di negara ini. BREN  juga telah mengakuisisi PT Operation and Maintenance Indonesia (OMI) yang memegang peranan penting dalam mendukung kegiatan operasional Sidrap.

Gencar Ekspansi, Emiten Prajogo Pangestu Siapkan Rp10,4 Triliun

  1. PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) 

Sepanjang kuartal I/2024, CUAN telah merampungkan akuisisi PT Petrosea Tbk. (PTRO) melalui anak usahanya. Transaksi ini menyebabkan CUAN merupakan pengendali PTRO melalui anak usaha. 

Anak usaha CUAN, PT Kreasi Jasa Persada (KJP) telah menyelesaikan pembelian dari PT Caraka Reksa Optima (CRO) atas sebanyak 342.925.700 saham yang mewakili 34% dari modal disetor dan ditempatkan di dalam PT Petrosea Tbk. (PTRO). 

CUAN juga telah menyelesaikan proses akuisisi PT Multi Tambang Utama (MUTU), tambang batu bara milik PT Indika Energy Tbk. (INDY), dari PT Indika Indonesia Resources (IIR) dan Indika Capital Investments Pte. Ltd. (ICI). Akuisisi ini resmi diselesaikan pada 26 Februari 2024. 

Dalam proses akuisisi tersebut, CUAN berhasil memperoleh seluruh saham yang telah disetor di dalam MUTU sebanyak 2,26 miliar saham, atau setara dengan 100% dari total saham yang ada. Total nilai keseluruhan saham tersebut mencapai US$203 juta atau sekitar Rp3,2 triliun.

Gencar Ekspansi, Emiten Prajogo Pangestu Siapkan Rp10,4 Triliun
 

  1. PT Petrosea Tbk. (PTRO) 

Emiten yang baru saja diakuisisi oleh CUAN ini tidak melakukan aksi korporasi sepanjang kuartal I/2024. Meski demikian, PTRO mengungkapkan meraih beberapa kontrak pertambangan jumbo. 

Pertama, PTRO meraih kontrak jasa pertambangan dengan entitas PT Singaraja Putra Tbk. (SINI) senilai US$511,45 juta atau setara dengan Rp8,14 triliun. Kontrak tersebut untuk pengupasan lapisan tanah penutup dan produksi batu bara di area tambang yang berlokasi di Kecamatan Kapuas Tengah, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah.

Kedua, kontrak bernilai sekitar US$511,45 juta dengan estimasi lapisan tanah penutup sebesar 240 juta BCM dan produksi batu bara sebesar 26,4 juta ton untuk jangka waktu 9 tahun sampai dengan tahun 2032. 

Kemudian PTRO pada Februari lalu juga mengumumkan telah memperoleh kontrak jumbo dari BP Berau Ltd. senilai Rp4,6 triliun dengan waktu pengerjaan 24 bulan. 

Jenis kontrak tersebut berupa onshore early works engineering, procurement, & construction (EPC) untuk pengerjaan dua proyek, yakni Ubadari, Tangguh EGR/CCUS dan Tangguh Onshore Compression (UCC) Project. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper