Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lippo Karawaci (LPKR) Jual 10,4% Saham SILO Senilai Rp3,85 Triliun

Lippo Karawaci (LPKR) melalui anak usahanya PT Megapratama Karya Persada melepas 10,4% saham SILO senilai Rp3,85 triliun ke Sight Investment.
Lippo Karawaci (LPKR) melalui anak usahanya PT Megapratama Karya Persada melepas 10,4% saham SILO senilai Rp3,85 triliun ke Sight Investment./siloamhospitals.com
Lippo Karawaci (LPKR) melalui anak usahanya PT Megapratama Karya Persada melepas 10,4% saham SILO senilai Rp3,85 triliun ke Sight Investment./siloamhospitals.com

Bisnis.com, JAKARTA – PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) mengumumkan penjualan saham anak usahanya, yakni PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO) senilai Rp3,85 triliun kepada Sight Investment Company Pte. Limited asal Singapura.

Dilansir dari keterbukaan informasi, Corporate Secretary LPKR Ratih Safitri mengatakan perseroan melalui anak usahanya PT Megapratama Karya Persada, telah menandatangani Perjanjian Penjualan Saham Bersyarat (PPJB) dengan Sight Investment.

Berdasarkan PPJB, Megapratama Karya Persada akan menjual dan mengalihkan 1.352.637.000 lembar saham SILO atau mewakili 10,4% dari seluruh saham ditempatkan dan disetor.

Sementara itu, menyitir data Bursa Efek Indonesia (BEI), Megapratama Karya Persada merupakan pemegang saham mayoritas SILO dengan kepemilikan 49,57%.

“Total nilai keseluruhan rencana transaksi berjumlah Rp3.855.015.450.000 [Rp3,85 triliun],” ujar Ratih dalam surat kepada otoritas bursa, Senin (13/5/2024).

Dia menjelaskan transaksi berdasarkan PPJB tersebut merupakan transaksi bersyarat, yang mana pemenuhan pelaksanaannya akan dilakukan setelah persyaratan pendahuluan terpenuhi.

Adapun tanggal penyelesaian rencana transaksi akan disepakati kemudian oleh para pihak setelah kewajiban telah terpenuhi. Di sisi lain, rencana tersebut dinilai bakal memberikan dampak positif bagi negara keuangan perseroan.

“Rencana transaksi ini membawa dampak positif bagi perseroan dan akan memperkuat neraca, serta meningkatkan kas perseroan,” kata Ratih.

Sebagai informasi, SILO mencatat peningkatan pendapatan menjadi Rp11,2 triliun dan pertumbuhan EBITDA sebesar 31% year-on-year (YoY) menjadi Rp 2,9 triliun pada 2023.

SILO juga mengalami pertumbuhan dalam metrik operasional utamanya, termasuk peningkatan rawat inap sebesar 26% YoY menjadi 302.463, peningkatan hari rawat inap sebesar 16% YoY menjadi 939.877, dan peningkatan kunjungan rawat jalan 23% YoY menjadi 3.949.341.

Sedangkan LPKR mencatatkan pendapatan Rp16,84 triliun sepanjang tahun lalu. Jika dibandingkan dengan 2022, perolehan tersebut mencerminkan kenaikan 14,81% YoY.

Seturut dengan kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan LPKR juga meningkat 11,19% YoY menjadi Rp9,47 triliun. Dengan demikian, laba kotor yang dirangkum perseroan sepanjang tahun lalu mencapai Rp7,36 triliun atau tumbuh 19,82% YoY.

Setelah diakumulasikan dengan pendapatan dan beban lainnya, LPKR meraih laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp50,14 miliar atau berbalik dari kerugian sebesar Rp2,69 triliun yang dibukukan pada 2022.

________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper