Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Antam (ANTM) Pastikan Dividen Jumbo Tak Ganggu Investasi pada 2024

PT Aneka Tambang Tbk. atau Antam (ANTM) memastikan dividen jumbo tidak akan mengganggu rencana investasi perusahaan pada tahun ini.
Karyawati menunjukkan emas PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) di salah satu galeri emas di Jakarta, Selasa (19/9/2023). Bisnis
Karyawati menunjukkan emas PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) di salah satu galeri emas di Jakarta, Selasa (19/9/2023). Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten BUMN pertambangan, PT Aneka Tambang Tbk. atau Antam (ANTM) memastikan rasio pembayaran dividen yang mencapai 100% dari laba bersih 2023, tidak akan mengusik rencana investasi perusahaan pada tahun ini. 

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Antam yang digelar pada Rabu (8/5/2024), menyetujui pembagian dividen sebesar Rp3,07 triliun atau setara dengan Rp128 per saham. Nilai mencerminkan dividend payout ratio 100%.

Direktur Pengembangan Usaha Aneka Tambang I Dewa Wirantaya menyatakan bahwa pembagian dividen dari seluruh laba bersih 2023 tidak akan mengganggu rencana investasi perusahaan sepanjang 2024. 

Pada tahun ini, Antam mengalokasikan Rp4,5 triliun untuk investasi organik dan anorganik. Perinciannya, dana Rp1 triliun akan digunakan untuk eksplorasi, lalu Rp2 triliun ditujukan sebagai investasi anorganik, dan sisanya investasi rutin. 

“Dengan kondisi keuangan kami dan proyeksi kinerja di 2024 serta cashflow yang kami miliki pada 2023, kami optimistis masih mampu mendanai investasi sampai dengan akhir tahun 2024,” ujarnya dalam konferensi pers RUPST tahun buku 2023. 

Wirantaya juga mengungkapkan bahwa kebijakan dividend payout ratio 100% merupakan permintaan khusus dari pemegang saham perseroan dan MIND ID. Hal ini bertujuan memberikan nilai tambah ke para investor. 

Dalam pembagian dividen Antam kali ini, MIND ID diperkirakan meraih sekitar Rp2 triliun dari kepemilikan 15,6 miliar saham perseroan atau setara dengan 65%. 

Sebagai informasi, Antam membukukan laba bersih Rp3,07 triliun pada 2023 atau turun 19,45% year-on-year (YoY) dari periode tahun sebelumnya, yakni Rp3,82 triliun. 

Penurunan laba bersih sejalan dengan penjualan yang merosot 10,63% YoY menjadi Rp41,04 triliun sepanjang tahun lalu. Produk emas masih menjadi kontributor terbesar penjualan dengan nilai Rp26,12 triliun atau setara 64%. 

 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper