Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas global diproyeksi dapat menembus level tertinggi sepanjang masa US$2.350 per troy ounce tersengat sentimen rilis tenaga kerja AS dan memanasnya konflik Timur Tengah.
Berdasarkan data Bloomberg, dua jenis emas ditutup menguat pada akhir perdagangan Jumat (5/4/2024). Emas spot ditutup naik hingga 1,69% ke posisi US$2.329 per troy ounce sementara itu, emas berjangka comex melambung 1,6% ke level US$2.345 per troy ounce.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan kenaikan harga emas utamanya disebabkan oleh dua sentimen yaitu eskalasi konflik Timur Tengah dan rilis data ekonomi.
Baru-baru ini, Amerika Serikat merilis laporan data tenaga kerja yang berada di luar ekspektasi ata naik cukup signifikan. Data tersebut direspon dengan kenaikan dolar AS yang cukup tajam.
“Tetapi penguatan dolar terjadi seiring dengan tensi geopolitik Timur Tengah di mana kemungkinan Iran akan berpotensi membalas tewasnya 2 jenderal di Suriah. Selain itu, Israel juga menantang perang terbuka dengan Iran,” jelas Ibrahim kepada media, Sabtu (6/4/2024).
Selain itu pasukan Mesir yang berada di perbatasan Palestina sudah bergerak yang memungkinkan adanya perang terbuka antara Israel dan Negara-negara Arab. Arab Saudi juga telah melakukan pertemuan dengan Yordania yang membahas mengenai konflik Timur Tengah yang tidak kunjung usai.
Baca Juga
“Saya lihat bahwa harga emas tahun ini hanya di US$2.350 per troy ounce, tetapi melihat kondisi sampai saat ini yaitu memanasnya situasi ada kemungkinan besar US$2.350 akan tercapai di April,” kata Ibrahim.
Hal tersebut disebabkan oleh adanya aksi para taipan besar Eropa, Asia dan Amerika yang telah memasang posisi taking profit di US$2.350 per troy ounce.
Aksi profit taking tersebut akan membuat penurunan signifikan harga emas karena target telah dicapai dan tensi geopolitik menurun.
Penurunan tensi geopolitik akan terjadi karena adanya gencatan senjata, turunnya Amerika, Rusia, Tiongkok dan Eropa yang membuat Israel menghentikan serangan.
Pelemahan emas tersebut kemungkinan akan menyentuh level US$2.100 per troy ounce sambil menunggu penurunan suku bunga The Fed di semester II/2024.
“Penguatan harga emas tidak terlalu signifikan karena saya lihat perbandingan antara geopolitik dan fundamental murni yang ada itu 70% dan 30%,” imbuhnya.