Bisnis.com, JAKARTA - Harga kontrak minyak berjangka telah meningkat lantaran adanya kerusuhan geopolitik menyusul serangan di Rusia. Goldman Sachs Group Inc dalam catatannya melihat prospek bullish pada komoditas.
Berdasarkan data Bloomberg, Senin (25/3/2024), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Mei 2024 menguat 1,33% atau menjadi US$81,70 per barel pada pukul 21.03 WIB. Kemudian, harga minyak Brent kontrak Mei 2024 juga menguat 1,19% ke level US$86,45 per barel.
“Pasar energi mendapat dukungan dari gangguan pasokan yang sedang berlangsung dan ketegangan geopolitik,” jelas kepala strategi komoditas di Saxo Bank A/S, Ole Hansen.
Serangan teroris di Rusia yang terjadi pada akhir pekan telah menyebabkan lebih dari 130 orang meninggal dunia. Serangan pesawat tak berawak yang masih dilangsungkan oleh Ukraina juga menghambat kemampuan penyulingan minyak mentah negara tersebut.
Harga minyak mentah juga mengalami kenaikan bulanan ketiga akibat OPEC+ terus menerapkan pembatasan produksi. Negeri Paman Sam juga memperketat sanksi terhadap aliran dana Rusia.
Di kala prospek permintaan China yang goyah telah menjadi penghalang, Perdana Menteri China, Li Qiang, mengatakan bahwa negaranya meningkatkan dukungan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan.
Baca Juga
Berikutnya, Goldman mengatakan bahwa harga komoditas akan meningkat pada tahun ini lantaran bank-bank sentral menurunkan suku bunga, sehingga mendorong permintaan industri dan konsumen. Prospek bullish yang hati-hati, menggemakan komentar-komentar para pengamat pasar lainnya, termasuk dari Macquarie Group Ltd. dan Carlyle Group LP.
Posisi Net Long para manajer keuangan di minyak mentah Brent telah naik ke level tertinggi dalam lebih dari satu tahun, dimana kondisi ini mencerminkan suasana yang bullish.