Bisnis.com, JAKARTA – Menteri BUMN Erick Thohir melaporkan laba konsolidasi yang diakumulasikan perusahaan pelat sepanjang 2023 tembus Rp292 triliun, atau meningkat sekitar 15% jika dibandingkan dengan laba tahun sebelumnya.
“Untuk 2023, nanti hasil audit, kami secara kas mencapai Rp292 triliun. Artinya, ada kenaikan kurang lebih cukup signifikan hampir Rp38 triliun [dibandingkan 2022],” ujar Erick dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Senayan, Jakarta, Selasa (19/3/2024).
Dia menjelaskan bahwa sejatinya, laba 2022 lebih tinggi dibandingkan 2023 jika diakumulasikan dengan laba nontunai hasil dari restrukturisasi Garuda Indonesia, yang mencapai Rp55,7 triliun. Dengan demikian, laba pada 2022 tercatat sebesar Rp254 triliun.
Di sisi lain, Ketua Umum PSSI tersebut juga melaporkan bahwa dividen BUMN 2023 yang mencapai Rp81,2 triliun telah sepenuhnya masuk ke kas negara melalui Kementerian Keuangan.
Sebagaimana diketahui, realisasi setoran dividen 2023 sejauh ini menjadi yang terbesar sepanjang sejarah. Setoran dividen yang masuk dalam pos Kekayaan Negara Dipisahkan (KND) tersebut tumbuh sebesar 102,1% secara year-on-year (YoY).
Dalam kurun 10 tahun terakhir, kontribusi dividen BUMN cenderung bergerak fluktuatif. Menyitir laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) setoran dividen BUMN pada 2015 tercatat sebesar Rp37,64 triliun, lalu menurun ke level Rp37,13 triliun pada 2016.
Baca Juga
Selanjutnya, setoran dividen 2017 naik menjadi Rp43,90 triliun dan lanjut bertumbuh ke posisi Rp45,06 triliun pada 2018. Adapun setoran dividen tahun 2019 mencapai Rp80,7 triliun.
Setoran ini kemudian turun menjadi Rp66,1 triliun pada 2020 dan kembali melemah ke Rp30,5 triliun pada 2021. Namun, pada 2022, setoran dividen BUMN naik menjadi Rp40,6 triliun. Setoran ini lantas kembali melesat pada 2023 dengan realisasi mencapai Rp82,1 triliun.