Bisnis.com, JAKARTA – Menteri BUMN Erick Thohir mengusulkan nilai Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk 16 perusahaan pelat merah pada 2025 mencapai Rp44,24 triliun.
“Untuk APBN 2025, secara PMN kami mengusulkan Rp44 triliun,” ujar Erick dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (19/3/2024).
Erick mengatakan bahwa dari nilai tersebut, PT Hutama Karya (Persero) akan mendapatkan injeksi modal terbanyak yakni Rp13,86 triliun. Dana itu rencananya digunakan untuk melanjutkan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) fase 2 dan 3.
Posisi berikutnya adalah PT Asabri (Persero) yang diusulkan meraih PMN senilai Rp3,61 triliun pada 2025 untuk memperbaiki struktur permodalan. Erick menuturkan usulan ini masih dalam tahap negosiasi dengan Kementerian Keuangan.
“Ini yang masih negosiasi dengan Kementerian Keuangan mengenai perbaikan permodalan Asabri, yang kalau kemarin itu top up secara struktur, ini ada PMN tetapi kita masih nego karena kami minta seperti yang kemarin untuk di-top up, bukan PMN,” kata Erick.
Daftar selanjutnya yakni PT PLN (Persero) yang rencananya mendapatkan suntikan PMN senilai Rp3 triliun untuk program listrik desa. Adapun, PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) atau IFG diusulkan meraih Rp3 triliun guna penguatan permodalan KUR.
Baca Juga
Selanjutnya, BUMN Pelni dan Biofarma masing-masing diusulkan meraih PMN sebesar Rp2,5 triliun dan Rp2,21 triliun. Dana tersebut akan digunakan Pelni untuk pengadaan kapal baru, sementara Biofarma ditujukan sebagai fasilitas belanja modal baru.
Berikut daftar 16 BUMN yang diusulkan meraih PMN untuk APBN tahun 2025:
- Hutama Karya: Rp13,86 triliun
- Asabri: Rp3,61 triliun
- PLN: Rp3 triliun
- IFG – Bahana PUI: Rp3 triliun
- Pelni: Rp2,5 triliun
- Biofarma: Rp2,21 triliun
- Adhi Karya: Rp2,09 triliun
- Wijaya Karya: Rp2 triliun
- Len Industri: Rp2 triliun
- Danareksa: Rp2 triliun
- Kereta Api Indonesia: Rp1,8 triliun
- Id Food: Rp1,62 triliun
- PT PP (Persero): Rp1,56 triliun
- Perum Damri: Rp1 triliun
- Perumnas: Rp1 triliun
- INKA: Rp976 miliar