Bisnis.com, JAKARTA - Anggota holding BUMN tambang MIND ID, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam menargetkan peningkatan produksi-penjualan sejumlah komoditas andalannya, seperti emas dan nikel pada 2024.
Antam memacu penjualan emas hingga naik 43% pada 2024. Adapun, mayoritas bahan baku emas berasal dari pihak ketiga dibandingkan dengan bijih emas yang ditambang oleh Antam sendiri.
Sekretaris Perusahaan Antam Syarif Faisal Alkadrie mengatakan perseroan menargetkan produksi emas dari tambang emas sebesar 30.800 troy ounce atau sekitar 958 kilogram sepanjang 2024. Sementara itu, untuk penjualan emas ditargetkan mencapai 1.200.959 troy ounce atau sebesar 37.354 kilogram.
“Penjualan itu meningkat 43% dibandingkan dengan capaian penjualan unaudited emas sepanjang 2023 sebesar 840.067 troy ounce atau sekitar 26.129 kilogram,” kata Faisal dalam keterangan resmi, Selasa (5/3/2024).
Sementara itu, pada produk feronikel ANTM menargetkan volume produksi dan penjualan tercatat sebesar 22.464 ton nikel dalam feronikel (TNi) sepanjang 2024. Target tersebut naik 5% dari capaian produksi dan 12% dari penjualan sepanjang 2023.
Di sisi lain, penjualan bijih nikel ditargetkan naik 60% menjadi 18,75 juta wmt sepanjang 2024 atau meningkat dari posisi tahun sebelumnya sebesar 11,71 juta wmt.
Baca Juga
Selanjutnya untuk komoditas bijih bauksit, ANTM menargetkan produksi sebesar 3,47 juta wmt atau sesuai dengan tingkat kebutuhan bauksit pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) Tayan dan proyeksi penjualan kepada pelanggan pihak ketiga.
Target tersebut tumbuh 72% dibandingkan dengan produksi sepanjang 2023 sebesar 2,01 juta wmt. Sementara itu untuk target penjualan, ANTM membidik kenaikan hingga 103% menjadi 3,05 juta wmt sepanjang 2024.
Sejalan dengan strategi ANTM dalam mengoptimalkan operasi pabrik CGA Tayan dan meningkatkan produksi alumina, ANTM menargetkan produksi alumina sebesar 160.000 ton alumina dengan target penjualan meningkat menjadi 170.000 ton atau naik 15% dibandingkan dengan capaian tahun 2023.
ANTM mengklaim jika target produksi komoditas tersebut diiringi dengan kebijakan strategis dalam pengelolaan biaya yang tepat dan efisien. Adapun outlook ANTM pada komoditas feronikel masih positif sepanjang 2024 karena adanya keyakinan penyerapan produk di pasar global.
Sementara untuk emas, ANTM mengklaim akan melakukan inovasi penjualan produk-produk logam mulia di pasar dalam negeri.
Rekomendasi saham ANTM
Rizkia Darmawan dan Abyan H.Yuntoharjo, analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, dalam risetnya menerangkan bahwa secara keseluruhan, pada segmen nikel, volume penjualan bijih nikel Antam pada 2023 berada di atas perkiraan pihaknya, sedangkan FeNi meleset. Pada segmen logam mulia, penjualan emas relatif sesuai dengan estimasi.
"Dengan hasil operasional tersebut, kami memperkirakan pendapatan ANTM akan turun 2%-3% dari estimasi awal kami sebesar Rp41,7 triliun, tetapi masih relatif sesuai dengan ekspektasi kami secara keseluruhan," ujar para analis.
Di sisi lain, mereka juga memperkirakan EBITDA dan margin laba bersih ANTM masing-masing berada pada 12% dan 9%. Secara keseluruhan, Mirae juga mempertahankan proyeksi EBITDA dan laba bersih masing-masing sebesar Rp4,8 triliun dan Rp3,7 triliun.
Mirae mempertahankan ANTM sebagai top pick-nya dengan rating buy dan target harga saham Rp1.440.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.