Bisnis.com, JAKARTA - PT Mandiri Sekuritas telah mengantongi empat hingga lima calon emiten dengan nilai jumbo dalam pipeline penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Adapun di antaranya bergerak di sektor pertambangan hingga konsumer.
Direktur Utama Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana menyampaikan bahwa sentimen wait and see dari pelaku investor akibat Pemilu 2024, rupanya tidak membuat sejumlah perusahaan mengurungkan niat untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
"Sekarang saja kami sudah pegang kandidat untuk IPO empat sampai dengan lima [calon emiten] dan ini perusahaan-perusahaan bagus," kata Oki saat ditemui di Fairmont Hotel Jakarta, Selasa (5/3/2024).
Dia menambahkan calon emiten tersebut berasal dari sejumlah sektor, antara lain pertambangan, kesehatan, hingga konsumer. Menurut Oki, keputusan perusahaan untuk melantai di bursa karena didorong oleh situasi ekonomi yang kini cenderung dovish.
Laporan BEI menyebutkan ada 17 perusahaan yang masuk dalam daftar tunggu atau pipeline IPO. Dari jumlah perusahaan yang siap melantai, sebanyak 2 perusahaan memiliki aset jumbo atau di atas Rp250 miliar.
Sementara itu, 14 perusahaan yang masuk dalam pipeline terdaftar sebagai perusahaan berskala menengah dengan aset di rentang Rp50 miliar hingga Rp250 miliar. Adapun satu perusahaan beraset kecil atau di bawah Rp50 miliar.
Baca Juga
Secara sektoral, sebanyak 2 calon emiten bergerak di sektor basic materials, lalu dari sektor konsumer siklikal ada 2 calon emiten dan nonsiklikal sebanyak 4 perusahaan.
Selanjutnya, ada 5 perusahaan yang masuk dalam pipeline berasal dari sektor industrial, 1 calon emiten dari sektor infrastruktur, dan 3 perusahaan selanjutnya bergerak di sektor teknologi.
Dalam kesempatan tersebut, Oki juga menyatakan Mandiri Sekuritas memperkirakan Indeks Harga Gabungan Saham (IHSG) pada level 7.650 hingga akhir 2024. Angka ini lebih rendah dibandingkan proyeksi sebelumnya yang dipatok pada posisi 8.030.
--------------------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.