Bisnis.com, JAKARTA — Investor asing diproyeksikan masih akan meramaikan transaksi pasar modal Indonesia setelah gelaran Pilpres 2024. Berkurangnya ketidakpastian hasil Pemilu jadi katalis positif.
Berdasarkan laporan statistik Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing mencatkan buy sebesar Rp5,54 triliun, dengan sell sejumlah Rp4,12 triliun sepanjang sesi perdagangan Selasa (20/2/2024). Dengan jumlah tersebut, didapati net buy dari investor asing sebesar Rp1,40 triliun. Adapun secara year to date, net buy investor asing tercatat sebesar Rp22,30 triliun.
Head of Research Team Mirae Asset Sekuritas Robertus Hardy mengatakan seiring dengan meredanya ketidakpastian hasil Pemilu, investor khususnya global akan kembali memperhatikan fundamental. Hingga saat ini, saham-saham yang menjadi primadona asing adalah sektor bank dan telekomunikasi.
“Apa saja yang dilihat asing, asing masuk ke bank dan telekomunikasi,”kata Robertus dalam Media Day February 2024-Beyond Politics, Selasa (20/2/2024).
Lebih lanjut, Robertus mengatakan saham perbankan akan mendorong IHSG, terutama di kuartal I/2024. Banyak di diburu investor asing karena menurutnya berpotensi ada perbaikan struktural terutama dalam hal profitabilitas.
Berdasarkan data RTI Business, pada perdagangan Selasa (20/2) saham BBRI, TLKM dan BBCA tercatat masih menjadi favorit invesor asing, dengan net foreign buy masing-masing Rp501,5 miliar, Rp468,4 miliar dan Ro156,1 miliar.
Baca Juga
Saham bank lain yang juga menjadi buruan investor asing adalah BBNI dengan net buy sebesar Rp85 miliar. Selanjutnya, saham sektor teknologi GOTO juga laris diburu asing dengan net buy sebesar Rp45 miliar.
Disusul saham BRIS, TOWR dan AMRT dengan net buy masing-masing senilai Rp45,1 miliar, Rp44,2 miliar dan Rp33,4 miliar.
Daftar 10 Saham Favorit Asing, Selasa (20/2):
- BBRI (Rp501,5 miliar)
- TLKM (Rp468,4 miliar)
- BBCA (Rp156,1 miliar)
- BBNI (Rp85 miliar)
- GOTO (Rp49,9 miliar)
- BRIS (Rp45,1 miliar)
- TOWR (Rp44,2 miliar)
- AMRT (Rp33,4 miliar)
- ASII (31,1 miliar)
- KLBF (Rp23,2 miliar)
Seiring dengan getolnya investor asing melakukan aksi borong pada emiten-emiten di Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau menguat 0,70% atau 55,89 poin ke 7.352,60.
Sepanjang sesi, indeks komposit melaju di zona hijau di rentang 7.309-7.354. Adapun, sebanyak 14,50 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sekitar Rp10,80 triliun, dengan frekuensi 1,47 juta kali. Tercatat, sebanyak 274 saham menguat, 245 saham melemah, dan 243 saham stagnan. Kapitalisasi pasar tercatat Rp11.657 triliun.
OJK Optimistis Kinerja Pasar Modal Moncer Usai Pemilu 2024
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimitis kinerja pasar modal akan tetap moncer setelah gelaran Pemilu 2024. Seiring dengan hal itu, OJK menargetkan nilai penggalangan dana sepanjang 2024 sekitar Rp175 triliun hingga Rp200 triliun
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan, jika berkaca kepada data historis Pemilu pada tahun-tahun sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) konsisten mengalami penguatan.
"Kami cukup optimis kalau dilihat dari historis data Pemilu sebelum-sebelumnya itu justru malah mendongkrak IHSG," ujar Inarno dalam Konferensi Pers RDK Bulanan, Selasa (20/2/2024).
Misalnya, dia mencontohkan IHSG pada Kamis (15/2/2024) atau sehari setelah Pilpres 2024 mengalami kenaikan 1,30% secara harian ke posisi 7.303,28. Di lain sisi, Indonesia Composite Bond Index (ICBI) terkoreksi tipis 0,04% secara harian.
Kendati demikian, menurutnya optimisme OJK terkait kinerja pasar modal setelah Pemilu juga perlu didasari oleh kondisi pasar global seiring dengan tensi geopolitik yang berisiko melambatkan ekonomi global.
"Tentunya optimisme tersebut juga kami harus lihat kondisi pasar global. Pengan pelemahan global dan juga tensi geopolitik, kami harus mengkalkulasi terhadap target 2024," jelasnya.
Sebelumnya, IHSG juga sempat menyentuh rekor tertinggi atau all time high di level 7.403,08 pada 5 Januari 2024. Beberapa sektor saham yang masih menguat yaitu sektor kesehatan dan konsumsi primer.
"Dari sisi pertumbuhan nilai kapitalisasi pasar saham per 16 Februari 2024 tercatat Rp11.603 triliun atau turun tipis sebesar 0,61% ytd. Sedangkan pada 4 Januari 2024, nilai kapitalisasi pasar menyentuh all time high sebesar Rp11.810 triliun," ujar Inarno.
Di pasar obligasi, indeks ICBI per Jumat (16/2) menguat 0,60% ytd ke level 376,87. Secara ytd per 13 Februari 2024, yield SBN naik rata-rata sebesar 4,73 bps di seluruh tenor dengan investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp3,30 triliun ytd. Untuk pasar obligasi korporasi, investor asing juga tercatat net sell Rp1,59 triliun ytd.
Di lain sisi, antusiasme penghimpunan dana di pasar modal juga masih terlihat, tercatat nilai penawaran umum sebesar Rp12,34 triliun dengan emiten baru tercatat sebanyak 11 emiten hingga 16 Februari 2024.
Sementara itu, masih terdapat 86 pipeline penawaran umum dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp50,02 triliun yang di antaranya merupakan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 59 perusahaan.
"Untuk target tahun 2024, OJK menetapkan target penawaran umum sebesar 200 triliun, dan tadi juga saya jelaskan bahwa tentunya ini didukung dengan pipeline yang ada saat ini," pungkas Inarno.