Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) mendorong lebih banyak perusahaan motor listrik untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau initial public offering (IPO).
Sekretaris Aismoli Abdullah Alwi mengatakan, pihaknya menanggapi positif bagi berbagai merek motor listrik yang ingin IPO, sebab menurutnya industri motor listrik memiliki prospek cerah di Indonesia.
"Beberapa brand motor listrik Indonesia yang mau melantai di Bursa, kami dari Aismoli menanggapi positif. Kalau kami melihat, Indonesia secara umum akan menjadi negara nomor 3 terbesar pasar sepeda motor listrik di dunia pada tahun 2030,” ujar Abdullah saat berkunjung ke Wisma Bisnis Indonesia, dikutip Rabu, (7/2/2024).
Menurutnya, selain mengutamakan kualitas produk, perusahaan-perusahaan motor listrik yang cukup besar dengan modal kuat perlu melakukan sosialisasi untuk meningkatkan minat masyarakat beralih ke motor listrik.
"Tidak heran kalau misalnya startup-startup dengan mega investment di industri motor listrik itu menanam modal, karena memang Indonesia ini menjadi pasar yang luar biasa," ujarnya.
Kendati demikian, dia mengatakan ada tantangan untuk pengembangan motor listrik karena penetrasi yang masih cukup minim dibandingkan negara-negara di Asia Tenggara seperti Thailand hingga Vietnam.
Baca Juga
Namun menurut Abdullah, para perusahaan motor listrik di Indonesia seperti United, Alva, hingga Electrum konsisten mencatatkan pertumbuhan.
“Jadi kalau dibilang penetrasi di Asia Tenggara, Indonesia termasuk yang baik juga, walaupun Thailand memang iklim industrinya terutama untuk investor asing sepertinya cukup bersaing dengan Indonesia. Tapi Indonesia masih sangat terbuka luas, dan banyak sekali perusahaan luar dan para investor tertarik untuk pasar Indonesia,” pungkasnya.
Perlu diketahui, produsen sepeda dan motor listrik merek United Bike, PT Terang Dunia Internusa Tbk. (UNTD) resmi melantai di BEI pada hari ini Rabu, (7/2/2024).
Dalam pencatatan perdana saham hari ini, UNTD melepas sebanyak-banyaknya 1,66 miliar (1.666.666.700) saham dengan nominal Rp25 per saham atau mewakili 25% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO.
Alhasil, dengan harga penawaran awal Rp240 per saham, maka UNTD berpeluang meraih dana segar maksimal Rp400 miliar dari hasil IPO.
Mengacu prospektus IPO, seluruh dana IPO akan digunakan oleh perseroan untuk modal kerja untuk membeli bahan baku sepeda motor listrik dan E-Moped, antara lain untuk pembelian frame, baterai, dinamo, wheel-set, multi information display (spidometer digital, GPS), brake system, dan suspensi.