Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 24 perusahaan yang berada dalam antrean penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) per 7 Februari 2024. Adapun, 4 calon emiten di antaranya memiliki aset jumbo di atas Rp250 miliar.
Mengacu data pipeline BEI, selain perusahaan beraset jumbo, tercatat ada 3 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp50 miliar. Adapun, 17 perusahaan lainnya memiliki aset skala menengah di antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar yang masih antre untuk IPO.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menyebut, hingga Rabu, (7/2/2024) telah tercatat 13 emiten yang mencatatkan saham di BEI dengan dana dihimpun sebesar Rp3 triliun.
"Hingga saat ini, terdapat 24 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," ujar Nyoman dalam keterangan resmi, Rabu, (7/2/2024).
Ditinjau berdasarkan sektornya, perusahaan dari sektor industrial mendominasi dengan total 8 perusahaan. Disusul perusahaan dari sektor consumer cyclicals sebanyak 5 perusahaan.
Selanjutnya ada sektor consumer non-cyclicals sebanyak 4 perusahaan, disusul sektor teknologi 3 perusahaan, basic material 2 perusahaan.
Baca Juga
Kemudian ada sektor infrastruktur serta properti dan real estate masing-masing 1 perusahaan.
Adapun pada hari ini, ada 4 perusahaan yang akan tercatat di BEI, yaitu emiten Grup Bakrie, PT Ancara Logistics Indonesia Tbk. (ALII), PT Terang Dunia Internusa Tbk. (UNTD), serta emiten sektor teknologi yaitu PT Topindo Solusi Komunika Tbk. (TOSK) dan PT Mitra Pedagang Indonesia Tbk. (MPIX).
Selain itu, dari pipeline obligasi hingga saat ini BEI juga mencatat penerbitan 12 emisi dari 10 penerbit EBUS dengan dana yang dihimpun sebesar Rp11,9 triliun. Hingga Rabu, (7/2) terdapat 12 emisi dari 8 penerbit EBUS.
Sementara itu untuk rights issue, BEI mencatat 4 perusahaan yang telah menerbitkan rights issue dengan total nilai Rp3,08 triliun. Hingga saat ini masih ada 24 perusahaan yang masih dalam antrean pipeline rights issue BEI.