Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan capaian tren pencatatan saham atau initial public offering (IPO) menempati urutan ke-6 di dunia dengan jumlah emiten sebanyak 79 perusahaan hingga Desember 2023.
Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan, posisi Indonesia di urutan ke-6 di bawah Bursa India, Bursa Shenzen, Nasdaq, Shanghai Index, dan Bursa Tokyo.
“Kalau secara jumlah IPO di Indonesia year-to-date untuk 2023 itu 79 emiten, atau 6% dari total global IPO, itu nomor 6 di dunia,” ujar Iman dalam konferensi pers di Gedung BEI pada Jumat, (29/12/2023).
Sementara itu, dari sisi nilai penggalangan dana, Indonesia menempati urutan ke-9 terbesar di dunia, dengan capaian US$3,6 miliar atau Rp54,14 triliun. Adapun, peringkat penggalangan dana IPO tiga terbesar di dunia berturut-turut yakni Bursa Shanghai US$27,9 miliar, diikuti Shenzen US$20,4 miliar, dan Nasdaq US$11,6 miliar.
Dibandingkan bursa di wilayah Asean lainnya, Indonesia juga mencatatkan kenaikan paling tinggi dengan pertumbuhan sebesar 9,3% secara year-to-date (ytd). Terpantau bursa Asean yang bertumbuh hanya Bursa Malaysia tumbuh 2,1% ytd, dan Bursa Thailand naik 3,6% ytd.
"Sementara kalau ASEAN hanya Malaysia dan SET atau Stock Exchange of Thailand. Tapi semuanya tumbuh di bawah Indonesia atau IDX yang mencatatkan 9,3%," kata Iman.
Baca Juga
Sepanjang tahun 2023, pencatatan efek baru di BEI meliputi 79 saham, 120 emisi obligasi, 3 ETF, 2 EBA-SP, dan 182 waran terstruktur dengan total fund-raised saham sebesar Rp54,14 triliun dan obligasi sebesar Rp126,97 triliun. Alhasil, total emiten yang tercatat di BEI sebanyak 903 perusahaan tercatat.
Sebagai informasi, penambahan pencatatan sebanyak 79 saham baru pada tahun 2023 merupakan pencapaian tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia. Jumlah itu melebihi rekor tertinggi pada 1990 silam sebanyak 66 emiten IPO.
Jumlah Investor
Sementara itu, dari sisi investor pasar modal yang terdiri dari investor saham, obligasi dan reksa dana naik 1,85 juta investor menjadi 12,16 juta investor. Sedangkan khusus untuk investor saham, terdapat peningkatan 811.000 investor saham menjadi 5,25 juta investor saham.
Rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) tercatat berada pada posisi Rp10,75 triliun, diikuti dengan volume transaksi harian di angka 19,8 miliar lembar saham dan frekuensi transaksi harian mencapai 1,2 juta kali.
Terdapat rekor baru dari sisi kapitalisasi pasar tertinggi sepanjang sejarah, yakni mencapai angka Rp11.762 triliun per 28 Desember 2023. Rekor baru lain juga tercatat dari sisi volume transaksi harian tertinggi sepanjang sejarah, yakni sebesar 89 miliar lembar saham pada 31 Mei 2023.
Adapun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis, (28/12/2023) ditutup pada level 7.303,89 atau meningkat 6,62% dari penutupan perdagangan tahun 2022.
Pencapaian sepanjang 2023 merupakan hasil upaya dari self-regulatory organization (SRO) pasar modal Indonesia yang meliputi BEI, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), serta supervise oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).