Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah menguat usai libur Natal di tengah gangguan pengiriman di Laut Merah akibat serangkaian serangan geriliyawan Houthi terhadap kapal-kapal di jalur air vital tersebut.
Berdasarkan data Bloomberg pada Selasa (26/12/2023), minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Februari 2024 menguat 0,33% atau 0,25 poin ke level US$73,8 per barel pada pukul 06.56 WIB, setelah naik 3% pada pekan sebelumnya.
Kapal-kapal pengiriman minyak dipaksa mengubah rute setelah serangan tersebut dan memaksa Amerika Serikat (AS) membentuk pasukan tugas baru untuk melindungi kapal-kapal komersial yang melintasi Laut Merah dari serangan kelompok tersebut.
Pasukan tugas baru, yang diumumkan oleh Menteri Pertahanan AS Llyod Austin pada Senin (18/12/2023) waktu setempat memiliki sebutan “Operation Prosperity Guardian”, yakni pasukan gabungan dari AS, Inggris, Bahrain, Kanada, Prancis, Italia, Belanda, Norwegia, Seychelles, dan Spanyol.
Llyod menuturkan bahwa serangan tersebut dinilai sembrono yang dapat mengancam arus perdagangan. Laut Merah sendiri menangani sekitar 12% perdagangan dunia dan telah menjadi jalur utama barang dan energi.
Raksasa peti kemas A.P. Moller-Maersk A/S sekarang mengatakan bahwa mereka bersiap untuk kembali menggunakan rute tersebut.
Baca Juga
Kenaikan minyak mentah kini mengimbangi penurunan kuartalan. Minyak minyak masih melemah sekitar 8% sepanjang tahun ini.
Para pelaku pasar khawatir bahwa meskipun ada janji pemangkasan produksi lebih lanjut dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, atau OPEC+, pasokan minyak mentah global mungkin akan melebihi permintaan tahun depan.
Batu Bara
Sementara itu, komoditas batu bara melemah setelah sempat mengalami rebound. Berdasarkan data Bloomberg pada Selasa (26/12/2023), harga batu bara ICE Newcastle kontrak Februari 2024 pada penutupan perdagangan Jumat (22/12) melemah -0,28% atau -0,40 poin ke level US$141,25 per metrik ton, dan telah melemah -1,05% dalam sepekan.
Adapun, kontrak untuk Februari 2024 ditutup melemah -0,47% atau -0,65 poin ke level US$136,75 per metrik ton. Dalam sepekan, kontrak ini telah melemah sebesar -2,22%.
Mengutip Bloomberg, Menteri Energi India Raj Kumar Singh mengatakan pada Kamis (22/12) bahwa India berencana untuk memperluas pembangkit listrik, di tengah meningkatnya permintaan listrik yang tidak terduga
“India tidak punya alternatif lain selain memperluas pembangkit listrik berbasis batu bara untuk saat ini,” menurut profesor energi dan iklim di National Institute of Advanced Studies di Bangalore, R. Srikanth.
Kemudian, kepala lobi industri Jerman mengatakan bahwa pemerintah mungkin akan gagal menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara lebih cepat dari yang dijadwalkan.
"Sangat menjengkelkan bahwa kita dapat berada dalam situasi di mana kita harus terus mengoperasikan PLTU batubara lebih lama karena tidak ada kapasitas cadangan lain yang cukup," jelas kepala lobi BDI, Siegfried Russwurm.
Mengutip Coal Mint, pelaku pasar mencatat pasar yang terkendali, dengan menunjukkan keragu-raguan pembeli karena mereka mengantisipasi kondisi harga yang lebih menguntungkan.
Bulan ini biasanya juga menjadi bulan dengan volume perdagangan rendah, dan aktivitas spot di pasar fisik batu bara termal juga mengalami perlambatan yang signifikan.
Harga CPO
Harga (CPO) atau minyak kelapa sawit di bursa derivatif Malaysia pada Februari 2024 melemah -4 poin menjadi 3,718 ringgit per metrik ton. Dalam sepekan, kontrak ini menguat sekitar 0,73
Kemudian, untuk kontrak Maret 2024 juga mengalami pelemahan -3 poin, menjadi 3,738 ringgit per metrik ton, dan telah menguat sekitar 0,73%.
Mengutip Bernama, kontrak berjangka minyak sawit Malaysia di Bursa Malaysia Derivatives kemungkinan akan mengalami aksi ambil untung pada minggu ini. Harga diperkirakan berada di antara 3,400 dan 3,500 ringgit per metrik ton.
Trader minyak sawit senior dari Interband Group of Companies Jim Teh menuturkan bahwa pasar diperkirakan akan lebih tenang dalam minggu ini, lantaran banyak pedagang lokal dan internasional akan menjalani libur panjang pada Natal dan libur akhir tahun.
"Saya tidak melihat akan ada banyak volume yang diperdagangkan minggu depan, sementara stok di Malaysia diperkirakan akan tetap tinggi sekitar 2,4 juta ton," ujarnya.
Adapun, pada minggu lalu, kontrak berjangka CPO diperdagangkan sebagian besar lebih tinggi karena ekspektasi penurunan produksi dalam beberapa minggu mendatang.
Pasar pada Senin (25/12) juga ditutup karena libur Natal dan akan kembali beroperasi pada hari ini, Selasa (26/12).
Fitch Ratings memperkirakan harga patokan minyak kelapa sawit mentah (CPO) Malaysia akan melampaui US$650 per ton di tahun 2024, jauh lebih rendah dari sekitar US$840 per ton di tahun 2023 karena pasokan yang lebih tinggi.
"Kami pikir kondisi cuaca tidak akan memburuk secara maternal tahun depan, berdasarkan tren curah hujan dan prakiraan cuaca terbaru," jelas Fitch Ratings dalam laporan Non-Rating Action Commentary berjudul Asian Crude Palm Dil Monitor untuk kuartal IV/2023.
Ia juga menilai bahwa angka-angka produksi di Indonesia telah menurun setelah mencapai titik tertinggi pada Mei 2023. Namun, mereka menilai bahwa hal ini bersifat sementara dan produksi akan tumbuh secara sehat pada 2024.