Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Melemah Rp15.510 di Hadapan Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah ke level Rp15.510 pada perdagangan hari ini.
Karyawati menunjukkan mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawati menunjukkan mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah ke level Rp15.510 pada perdagangan hari ini, Selasa (19/12/2023). Rupiah melemah bersama dengan pelemahan dolar AS.

Mengutip data Bloomberg pukul 09.00 WIB, rupiah dibuka melemah 0,11% ke Rp15.510 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah 0,06% ke 102,50.

Bersamaan dengan rupiah, dolar Singapura turun 0,01%, won Korea Selatan turun 0,69%, peso Filipina turun 0,17%, dan Yuan China turun 0,13%. 

Sementara itu, beberapa mata uang di kawasan Asia dibuka menguat seperti yen Jepang yang naik 0,16%, ringgit Malaysia naik 0,03%, dan baht Thailand naik 0,01%. 

Sebelumnya, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell setelah pertemuan Bank Setral pekan lalu ditafsirkan memberikan nada yang lebih dovish. Pengetatan kebijakan moneter kemungkinan besar akan berakhir, dan diskusi mengenai pemangkasan suku bunga akan diperhatikan. 

“Para pedagang memperkirakan ekspektasi agresif terhadap penurunan suku bunga, dengan penurunan pertama kemungkinan terjadi pada bulan Maret dan penurunan sebesar 141 basis poin pada Desember tahun depan,” kata Ibrahim dalam risetnya, Senin (18/12/2023).

Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan pada Jumat pekan lalu bahwa bank sentral AS dapat mulai menurunkan suku bunga sekitar kuartal ketiga tahun 2024 jika inflasi turun seperti yang diperkirakan. 

Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee juga mengatakan bahwa The Fed mungkin perlu segera mengalihkan fokusnya untuk mencegah peningkatan pengangguran guna memerangi inflasi.

Dari sentimen domestik, neraca perdagangan Indonesia kembali menorehkan surplus Rp 2,41 miliar pada November 2023. Ini merupakan surplus ke-43 kalinya sejak Mei 2020. 

Kendati demikian, nilai surplus perdagangan Indonesia turun jika dibandingkan US$3,48 miliar pada Oktober 2023. Bahkan surplus ini jauh menurun, jika dibandingkan dengan dari US$5,10 miliar pada bulan yang sama tahun 2022. 

Capaian surplus pada November ini berada di bawah perkiraan pasar. Pasar memperkirakan surplus neraca perdagangan Indonesia bulan November sekitar US$3 miliar. 

“Surplus kali ini sebenarnya lebih rendah dibandingkan sebelumnya. Hal ini seiring dengan penurunan ekspor yang terjadi, imbas penurunan harga komoditas internasional,” kata Ibrahim,

Ibrahim memprediksi mata uang rupiah akan cenderung fluktuatif namun berpotensi ditutup menguat di rentang Rp15.480-Rp15.550 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Selasa (19/12/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper