Bisnis.com, JAKARTA — Emiten taksi milik keluarga Djokosoetono, PT Blue Bird Tbk. (BIRD) berkomitmen untuk membagikan dividen tahun buku 2023 kepada pemegang sahamnya pada tahun depan.
Wakil Direktur Utama Blue Bird, Sigit Djokosoetono mengatakan, kebijakan pembagian dividen perseroan perlu menunggu restu dari para pemegang saham, melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang estimasinya akan digelar sekitar kuartal II/2024.
"Kami tetap harus tunggu kan ya nanti setelah RUPS di pertengahan tahun, sekitar kuartal II/2024 lah. Dividen kan tetap merupakan suatu komitmen kami, tapi pembagian itu kan tentu perlu dapat persetujuan dari pemegang saham," ujar Sigit ketika ditemui di kantornya pada Senin, (11/12/2023).
Sebagai pengingat, pada 21 Juli 2023, BIRD telah membagikan dividen tahun buku 2022 sebesar Rp180,15 miliar atau Rp72 per saham. Angka rasio pembayaran atau dividend payout ratio (DPR) setara 50,27% dari laba bersih sepanjang 2022 yang tembus Rp358,35 miliar.
Sementara itu, sebesar Rp177,20 miliar sisanya digunakan untuk modal kerja dan dibukukan sebagai laba ditahan (retained earning).
Sigit mengatakan, besaran dividen pada tahun depan kurang lebih akan sama seperti dividen tahun buku 2022 dari sisi presentase. Namun BIRD berharap dapat membagikan dividen lebih tinggi kepada pemegang saham.
Baca Juga
“Iya nanti kita lihat, rasio kami kan memang sampai 50% dan perusahaan tetap komitmen akan bagikan dividen. Tapi pengalaman ini kan jumlahnya kira-kira mirip ya dari sisi persentase, jadi mudah-mudahan bisa lebih baik,” pungkas Sigit.
Ditinjau kinerja keuangannya, BIRD mencetak laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tembus Rp367,42 miliar hingga kuartal III/2023, atau naik 40,97% secara year-on-year (yoy) dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp260,62 miliar.
Kenaikan laba didorong meningkatnya pendapatan 28,72% yoy menjadi Rp3,22 triliun pada 9 bulan 2023, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,50 triliun.
Secara rinci berdasarkan segmen, pendapatan BIRD ditopang dari taksi yang berkontribusi sebesar Rp2,41 triliun, diikuti pendapatan non-taksi sebesar Rp854,43 miliar. Pendapatan itu dikurangi biaya eliminasi sebesar Rp44,35 miliar.