Bisnis.com, JAKARTA - Emiten nikel Grup Harita PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) memberikan kisi-kisi untuk pembagian dividen pada tahun depan. Dividen yang akan diberikan ini tetap akan mengacu pada pedoman pembagian dividen NCKL.
Investor Relations NCKL Lukito Gozali menjelaskan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun ini, NCKL telah memberikan sebesar 30% dari laba bersihnya sebagai dividen kepada pemegang saham.
"Jadi sampai sekarang memang angkanya di 30%. Kami belum mengubah secara pedoman," kata Lukito dalam webinar yang diselenggarakan Indonesia Investment Education, Sabtu (9/12/2023).
Menurutnya, dividen akan dibagikan saat NCKL mengadakan RUPS. Lukito juga menegaskan pedoman 30% laba bersih untuk dividen belum diubah oleh NCKL.
Sebagaimana diketahui, NCKL telah membagikan dividen sebesar 30% dari total laba bersih tahun 2022 atau sebesar Rp1,4 triliun ke pemegang sahamnya pada Juli lalu.
Pada 2022, NCKL membukukan laba bersih sebesar Rp4,7 triliun atau naik 137,1 persen dari Rp2,0 triliun pada tahun sebelumnya. Adapun, laba tersebut diperoleh dari kenaikan pendapatan usaha pada 2022 menjadi Rp9,6 triliun, naik 16,3 persen dari Rp8,2 triliun di tahun 2021.
Baca Juga
Hingga kuartal III/2023, Harita Nickel atau NCKL mencatatkan kenaikan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar 135,11% menjadi Rp17,29 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp7,35 triliun.
Pendapatan ini dikontribusi oleh pengolahan nikel sebesar Rp14,86 triliun dan penambangan nikel sebesar Rp2,43 triliun. Segmen pengolahan nikel juga masih ditopang oleh kontrak dengan pihak ketiga yaitu Lygend Resources and Technology Co.Ltd. sebesar 40%.
Manajemen NCKL menuturkan kontribusi pendapatan dan laba bersih yang meningkat di tengah harga nikel yang melemah ditopang oleh peningkatan kapasitas produksi di smelter High Pressure Acid leach (HPAL) dan smelter Rotary kiln Electric Furnace (RKEF).
“Tambahan satu jalur produksi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dengan kapasitas sebesar 18.000 ton kandungan nikel per tahun,” kata manajemen.
Laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk NCKL tercatat sebesar Rp4,46 triliun. Laba bersih ini naik dibandingkan periode lalu sebesar Rp3,60 triliun.