Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja keuangan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) tahun depan masih akan didominasi oleh bisnis pertambangan dan penjualan batu bara. Sejumlah strategi diracik termasuk masuk ke bisnis EBT.
Direktur Dian Swastatika Sentosa Alex Sutanto menjelaskan DSSA memperkirakan sebagian besar kinerja akan ditopang oleh bisnis pertambangan batu bara. Meski tidak merincikan berapa target produksi dan penjualan tahun depan, Alex mengklaim masih akan memperluas pangsa pasar batu bara.
“Kami masih dalam finalisasi [target tahun depan], tapi masih akan didominasi oleh batu bara,” kata Alex dalam paparan publik, Rabu (6/12/2023).
Salah satu strategi yang disiapkan DSSA adalah memperkuat kinerja dari setiap aset yang dimiliki dan memperluas pangsa pasar.
Selain mengembangkan bisnis batu bara, DSSA juga akan mengembangkan tiga lini bisnis yang dimilikinya. Alex mengatakan di bisnis tenaga listrik dan uap, DSSA akan mengembangkan proyek panas bumi dan tenaga surya.
Kemudian pada bisnis perdagangan pupuk dan bahan kimia, DSSA juga akan meningkatkan penjualan ragam produk kimia khusus untuk berbagai industri.
Baca Juga
Terakhir, pada bisnis teknologi, DSSA akan memperkuat infrastruktur teknologi melalui fiber to home, mengembangkan inovasi digital dan memaksimalkan kerja sama dan investasi pada perusahaan rintisan di bidang teknologi.
Adapun hingga September 2023, pertambangan dan perdagangan batu bara milik DSSA melalui PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) dan PT Bumi Kencana Eka Sejahtera membukukan kenaikan kinerja operasional.
Per September tercatat sebanyak 41,4 juta ton batu bara diproduksi. Angka ini lebih besar 15% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 36 juta ton. Sementara itu untuk volume penjualan batu bara, DSSA mencatatkan kenaikan sebesar 13,1% menjadi 40,9 juta ton dibandingkan 36,2 juta ton.
Berbanding terbalik dengan kinerja operasional pembangkit listrik DSSA yang turun sepanjang periode Januari – September 2023. Tercatat offtake pembangkit listrik turun 37,4% menjadi 609,9 gigawatt per hour. Sementara itu untuk uap yang dihasilkan turun 32% menjadi 7,1 juta GJ.
Adapun pada lini bisnis penjualan bahan kimia dan pupuk terdapat peningkatan volume penjualan. Volume penjualan pupuk mengalami lonjakan sebesar 96,4% menjadi 221.000 ton dari sebelumnya hanya sebesar 112.500 ton. Kemudian penjualan bajan kimia naik tipis sebesar 8,9% menjadi 94.600 ton dari sebelumnya 86.900 ton.
Adapun untuk penjualan pestisida naik 10% dari sebelumnya 3,67 juta kiloliter menjadi 4,04 juta kiloliter.
Sementara itu untuk kinerja lini bisnis teknologi, DSSA mencatatkan kenaikan kinerja MyRepublic dari sisi jumlah pelanggan dan homepass. Jumlah pelanggan tercatat sebesar 452.700 orang dari sebelumnya 267.900 pelanggan. Sementara untuk homepass, DSSA mencatatkan kenaikan sebesar 85% menjadi 2,89 juta dari sebelumnya 1,51 juta.
Jika dilihat dari pendapatan, maka sepanjang sembilan bulan 2023, pertambangan batu bara menyumbang pendapatan hingga 93%, disusul pupuk dan bahan kimia sebesar 4,6%, multimedia 1,6%, penyediaan tenaga listrik dan uap sebesar 0,8%.