Bisnis.com, JAKARTA – Emiten Grup Sinarmas, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) tidak akan membagikan dividen tahun buku 2023 kepada investor. Manajemen mengklaim DSSA akan fokus pada pengembangan bisnis EBT dan telekomunikasi.
Wakil Presiden Direktur Dian Swastatika Sentosa Lokita Prasetya menyebutkan DSSA akan absen membagikan dividen tahun buku 2023 karena akan berfokus pada pengembangan bisnis EBT yaitu pembangunan pabrik solar, panas bumi dan pengembangan fiber to home.
“Ya, tidak [bagi dividen], kita lebih fokus untuk ekspansi dulu. Kita lebih pengembangan bisnis dulu. Kita melihat bahwa peluang-peluangnya kan masih besar,” katanya saat ditemui di Jakarta, Rabu (6/12/2023).
Lokita menjelaskan saat ini DSSA akan fokus terhadap pengembangan teknologi seperti memperluas fiber to home. Selain itu, DSSA juga sedang mengembangkan pabrik solar module dan solar cell di Kendal serta pengeboran panas bumi di Cipanas.
Sebelumnya, DSSA juga tidak membagikan dividen tahun buku 2022. Keputusan itu diambil dalam RUPS yang menyebutkan sebanyak US$595,16 juta dialokasikan sebagai laba ditahan dan US$100.000 dialokasikan sebagai cadangan wajib.
Pada periode Januari hingga September 2023, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) berhasil mencatat pertumbuhan laba bersih selama kuartal III/2023, meskipun pendapatan perusahaan mengalami penurunan.
Baca Juga
Pada pemberitaan Bisnis, DSSA berhasil mencapai pendapatan sebesar US$4,09 miliar atau sekitar Rp63,39 triliun (kurs jisdor Rp15.487 per dolar AS). Angka tersebut mengalami penurunan ringan sebesar 1,49 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022, yang mencatatkan pendapatan sebesar US$4,15 miliar.
Pendapatan usaha DSSA didominasi oleh sektor pertambangan dan perdagangan batu bara yang mencapai US$3,80 miliar, mengalami penurunan dari periode kuartal ketiga 2022 yang sebesar US$3,94 miliar.
Selanjutnya, kontribusi dari perdagangan bersih mencapai US$188,06 juta, penyediaan TV kabel dan internet US$65,18 juta, penyediaan tenaga uap dan listrik sebesar US$30,93 juta, dan pendapatan lain-lain sebesar US$675.953.
Meskipun pendapatan mengalami penurunan, beban pokok penjualan DSSA meningkat 2,59% menjadi US$2,36 miliar dari posisi US$2,30 miliar pada kuartal yang sama tahun sebelumnya.
Laba kotor perusahaan juga mengalami penurunan menjadi US$1,72 miliar dari posisi pada kuartal yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebesar US$1,85 miliar. Sementara itu, laba usaha menurun menjadi US$1,06 miliar dari posisi sebesar US$1,21 miliar.
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mengalami peningkatan sebesar 7,76%, mencapai US$375,82 juta atau sekitar Rp5,82 triliun, dibandingkan dengan kuartal III/2022 yang sebesar US$348,74 miliar.