Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan Selasa (28/11/2023). Sejumlah saham seperti AMMN, BBRI, BBCA mendorong IHSG.
IHSG naik 0,28% atau 19,68 poin menjadi 7.033,08 per pukul 09.18 WIB. Pagi ini, indeks bergerak di rentang 7.0114-7.051.
Terpantau 238 saham naik, 177 saham turun, dan 218 saham stagnan. Saham big cap yang menopang IHSG ialah AMMN naik 0,66%, BBRI 0,93%, BBCA 0,28%.
CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas menyampaikan pola pergerakan IHSG menjelang pergantian bulan terlihat masih berada dalam rentang konsolidasi wajar. Peluang kenaikan belum terlihat terlalu besar, sedangkan dalam jangka pendek IHSG cenderung berpotensi bergerak sideways di tengah minimnya sentimen yang dapat mendongkrak kenaikan secara signifikan.
"Peluang koreksi minor masih dapat dimanfaatkan investor untuk melakukan akumulasi pembelian," paparnya dalam publikasi riset.
IHSG parkir di level 7.013 atau naik 0,05% pada Senin (27/11/2023). Sepanjang perdagangan IHSG bergerak di rentang 7.061 hingg 7.008.
Baca Juga
Sebanyak 271 saham menguat, 248 saham turun dan 247 saham stagnan dengan kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp11.074,19 triliun.
Adapun sepanjang perdagangan sebanyak 19,28 miliar saham beredar dengan nilai sebesar Rp10,19 triliun. Secara year to date, IHSG membukukan kenaikan 2,38%.
Head of Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan IHSG kembali mengalami pullback pasca uji resistance 7050. Dengan demikian, IHSG kembali membentuk upper-bound panjang untuk kali kedua secara berturut-turut.
“Secara teknikal, IHSG masih berada dalam kondisi rawan profit taking di Selasa (28/11/2023). Waspadai potensi pullback koreksi ke critical level di 7.000,” katanya dalam riset harian.
Valdy melanjutkan IHSG akan di pengaruhi oleh beberapa sentimen, di antaranya perlambatan pertumbuhan M2 money supply atau uang beredar di Indonesia.
Pertumbuhan uang beredar di Indonesia tercatat sebesar 3,4% yoy di Oktober 2023 dari 6% yoy di September 2023. Kondisi ini memperkuat keyakinan pasar terhadap tren penurunan inflasi jelang akhir tahun 2023.
Dengan demikian, BI diyakini memiliki ruang untuk kembali menahan suku bunga acuan di level 6% pada RDG Desember 2023.
Kondisi ini memicu penguatan signifikan sebesar 0,45% nilai tukar Rupiah ke level Rp15.490 per dolar AS di Senin (27/11/2023) sore.