Bisnis.com, JAKARTA – Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) memiliki sederet opsi rencana penggalangan dana yang berpeluang dilakukan pada tahun depan.
Chief Financial Officer KLBF Kartika Setiabudy menyampaikan bahwa perusahaan memiliki sejumlah sumber pendanaan terkait dengan rencana penggalangan dana. Pertama, KLBF memiliki sumber pendanaan kas internal yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan.
Selain itu, perseroan dapat menjajaki sumber pendanaan lain dari pihak eksternal seperti perbankan dan opsi penggalangan dana di pasar modal melalui aksi korporasi.
“Nanti, pada saat ada kebutuhan, kami bisa mengeksplorasi dan mengkombinasikan dari berbagai sumber-sumber tersebut,” ujarnya dalam public expose live, Selasa (28/11/2023).
Kendati demikian, Kartika menyatakan bahwa saat ini Kalbe Farma belum memiliki rencana konkret untuk menggalang dana ataupun menempuh aksi korporasi di pasar modal.
Sementara itu, berdasarkan laporan keuangan per akhir September 2023, KLBF mencatatkan penjualan neto sebesar Rp22,56 triliun. Pendapatan tersebut mengalami kenaikan sebesar 6,5% dari posisi Rp21,18 triliun per September 2022.
Baca Juga
Perinciannya, penjualan KLBF di pasar domestik mencapai Rp21,13 triliun terdiri atas obat resep Rp5,18 triliun, produk kesehatan Rp2,32 triliun, nutrisi Rp5,61 triliun, distribusi dan logistik Rp8 triliun. Adapun penjualan ekspor berkontribusi Rp1,42 triliun per September 2023.
Perseroan juga mencatatkan kenaikan beban pokok penjualan menjadi Rp13,65 triliun dari sebelumnya Rp12,44 triliun. Dengan demikian, laba bruto KLBF masih meningkat menjadi Rp8,90 triliun dari sebelumnya Rp8,73 triliun.
Namun, Kalbe mencatatkan penyisihan persediaan usang Rp52,72 miliar dari sebelumnya Rp1,16 miliar. KLBF juga membukukan rugi selisih kurs neto Rp41,13.
Hal itu pun membuat bottom line perusahaan tertekan. KLBF mencatatkan aba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp2,06 triliun per kuartal III/2023. Laba bersih Kalbe tersebut turun 16,94% dari Rp2,48 triliun per kuartal III/2022.
Terkait penurunan laba, Kartika mengatakan bahwa kondisi pasar kesehatan cukup menantang dalam periode transisi pandemi Covid-19. Meski demikian, dia mengatakan KLBF meyakini industri kesehatan masih akan bertumbuh dalam jangka panjang.
“Kami meyakini pemulihan makroekonomi tetap memberikan peluang pertumbuhan. Seiring dengan perubahan pola belanja konsumen pasca pandemi, kami berupaya adaptif dan fokus pada kebutuhan konsumen dengan tetap mewaspadai dampak inflasi terhadap daya beli,” tuturnya.