Bisnis.com, JAKARTA - PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) mencatatkan pertumbuhan pendapatan per September 2023, tetapi raihan laba terkoreksi.
KLBF mencatatan penjualan neto Rp22,56 triliun per kuartal III/2023. Pendapatan KLBF naik 6,5% dari Rp21,18 triliun per September 2022.
Perincian penjualan KLBF di pasar domestik senilai Rp21,13 triliun yaitu obat resep Rp5,18 triliun, produk kesehatan Rp2,32 triliun, nutrisi Rp5,61 triliun, distribusi dan logistik Rp8 triliun. Adapun, penjualan ekspor berkontribusi Rp1,42 triliun per September 2023.
Beban pokok penjualan Kalbe juga naik menjadi Rp13,65 triliun dari sebelumnya Rp12,44 triliun. Laba bruto KLBF masih meningkat menjadi Rp8,90 triliun dari sebelumnya Rp8,73 triliun.
Namun, Kalbe mencatatkan penyisihan persediaan usang Rp52,72 miliar dari sebelumnya Rp1,16 miliar. KLBF juga membukukan rugi selisih kurs neto Rp41,13. Hal itu membuat bottom line perusahaan tertekan.
KLBF mencatatkan aba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp2,06 triliun per kuartal III/2023. Laba bersih Kalbe tersebut turun 16,94% dari Rp2,48 triliun per kuartal III/2022.
Baca Juga
Revisi Target KLBF
Sebelunya Kalbe Farma mengincar pertumbuhan penjualan dan laba bersih pada kisaran 8%-10% hingga akhir 2023. Angka tersebut sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan target kinerja keuangan awal perseroan, yaitu sebesar 13%-15%.
Direktur Kalbe Farma Sie Djohan mengatakan, langkah perseroan untuk merevisi turun target penjualan dan laba bersih sepanjang 2023 dilakukan seiring dengan ditariknya status pandemi Covid-19 di Indonesia.
Kondisi ini pun berdampak pada penurunan pendapatan yang diperoleh KLBF dari lini produk kesehatan termasuk juga obat-obatan Covid-19 yang sebelumnya menopang total pertumbuhan penjualan perseroan pada 2022.
"Memang tahun ini kan banyak tantangan ya karena produk-produk yang tadinya banyak dibutuhkan untuk Covid-19 tahun ini sudah tidak dibutuhkan lagi. Jadi saya rasa mungkin di single digit ya, mid to high single digit," jelasnya ditemui di Kalbe Business Inovation Center, Jakarta Timur, Senin (23/10/2023).
Sementara itu, untuk menggenjot kinerja keuangan perseroan hingga penghujung 2023, KLBF tengah melakukan reformulasi produk guna menurunkan angka impor bahan baku obat.
Sebab diketahui bahwa perseroan hingga saat ini masih menggunakan sekitar 90% bahan baku impor untuk keperluan pembuatan berbagai produk yang diluncurkannya.
Komitmen perseroan untuk memaksimalkan penggunaan bahan baku dalam negeri pun terbukti dari diluncurkannya obat anemia Efepoetin Alfa yang seluruh bahan dan proses pengembangannya dilakukan di Indonesia.
"Kami saat ini sudah melakukan reformulasi dan lain-lain untuk bisa menggunakan bahan baku produksi dalam negeri. Kalbe juga akan ikut berkontribusi untuk membuat bahan baku untuk kebutuhan di Indonesia tapi akan lebih fokus ke bahan baku yang menggunakan bioteknologi," sambung Djohan.