Harga CPO
Harga kontrak acuan crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit di bursa derivatif Malaysia pada Februari 2024 menurun 61 poin menjadi 3,890 ringgit per metrik ton. Dalam sepekan, CPO kontrak Februari melemah sekitar -1.04%.
Kemudian, untuk kontrak Desember 2023 juga melemah -45 poin menjadi 3,783 ringgit per metrik ton, telah melemah sekitar -0,95% dalam sepekan terakhir
Mengutip Reuters, harga minyak telah menurun lantaran terbebani oleh melemahnya minyak nabati Dalian. Estimasi produksi juga lebih baik dari perkiraan.
Para pedagang menuturkan bahwa Asosiasi Minyak Sawit Malaysia memperkirakan produksi pada 1 November-20 November 2023 menurun 3,89% dibandingkan bulan sebelumnya.
Menurut pedagang yang berbasis di Kuala Lumpur, angka tersebut lebih baik dibandingkan penurunan dua digit yang diperkirakan oleh para pedagang, yang memperkirakan musim hujan akan menghambat kegiatan panen. Namun para pelaku pasar tetap mewaspadai musim hujan.
Baca Juga
Berdasarkan laman Malaysian Palm Oil Board, Malaysia mempertahankan bea ekspor minyak sawit mentah pada bulan Desember 2023 sebesar 8%.
Berdasarkan data surveyor Intertek Testing Services , Societe Generale de Surveillance, dan AmSpec Agri Malaysia, ekspor produk minyak sawit Malaysia selama 1-20 November 2023 diperkirakan turun antara 2%-9% dibandingkan bulan sebelumnya.
Pejabat industri juga menuturkan bahwa para pembeli India membatasi pembelian minyak sawit untuk pengiriman bulan Desember 2023 dan Januari 2024 karena kenaikan harga. Perusahaan penyulingan negara tersebut juga menghadapi margin negatif setelah melakukan impor besar-besaran dalam beberapa bulan terakhir.
Pada Jumat (27/11) kontrak minyak kedelai paling aktif di Dalian, DBYcv1, turun 1,02 %, sedangkan kontrak minyak sawit, DCPcv1, anjlok 1,64 %.
Harga minyak sawit sendiri dipengaruhi oleh harga kedelai yang bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar minyak nabati global.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai mata uang Malaysia melemah 0,11% terhadap dolar pada penutupan Jumat (24/11).