Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Komoditas Awal Pekan: Minyak Mentah dan Emas Menguat, Batu Bara dan CPO Merah

Harga emas dan minyak mentah bergerak stabil di zona hijau pada perdagangan awal pekan ini, Senin (27/11/2023).
Ilustrasi emas batangan/ Bloomberg.
Ilustrasi emas batangan/ Bloomberg.

Batu Bara

Sementara itu, harga komoditas batu bara melemah ketika China memperkirakan akan terjadi rekor konsumsi listrik dan gas. CPO juga melemah karena terbebani oleh melemahnya minyak nabati Dalian dan produksi yang lebih baik dari perkiraan. 

Berdasarkan data Bloomberg, batu bara ICE Newcastle kontrak Januari 2024 pada perdagangan Jumat (24/11/2023) melemah -0,73% atau -0,95 poin ke level US$129,40 per metrik ton, menguat 1,41% dalam sepekan.

Adapun, kontrak untuk Desember 2023 ditutup melemah -0,08% atau -0,10 poin ke level US$127,90 per metrik ton, dengan menguat 1,91% dalam sepekan terakhir.

Mengutip Reuters, Senin (27/11/2023) China memperkirakan akan terjadi rekor konsumsi listrik dan gas pada musim dingin 2023/2024, namun pasokannya dinilai ‘seharusnya’ mencukupi, dengan hanya kekurangan di tingkat lokal, sebagai akibat dari akumulasi bahan bakar yang besar selama bulan-bulan musim panas. 

Menurut perkiraan Administrasi Energi Nasional (NEA) pada 31 Oktober 2023, puncak permintaan listrik diperkirakan dapat meningkat hingga 140 juta kilowatt atau sebesar 12%, dibandingkan dengan musim dingin 2022/23.

Adapun, dalam sepuluh bulan pertama pada tahun ini, produksi batu bara domestik meningkat 144 juta ton atau meningkat 11%, dan impor 154 juta ton atau meningkat 67% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Kementerian Luar Negeri Brazil juga mengumumkan bahwa negaranya telah menandatangani perjanjian untuk melipatgandakan energi terbarukan secara global pada 2030 dan beralih dari penggunaan batu bara.

Menurut seorang pejabat Eropa, Brazil menjadi salah satu dari sekitar 100 negara yang telah menandatangani perjanjian tersebut.

Di Australia, protes perubahan iklim di lepas pantai timur negaranya sempat  mengganggu operasi di pelabuhan ekspor batu bara terbesar di negara itu pada hari Sabtu (24/11/2023)

Kelompok aktivis iklim Rising Tide, yang mengaku bertanggung jawab atas aksi tersebut, mengatakan sekitar 1.500 orang menghadiri protes tersebut, 300 di antaranya berada di jalur pelayaran dekat Pelabuhan Newcastle, sebagai bagian dari blokade 30 jam yang akan berlangsung hingga pukul 4 sore waktu setempat pada Minggu (26/11). 

Mengutip Bloomberg, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengungkapkan bahwa Inggris dan Kanada akan bersama-sama memimpin pertemuan puncak COP28 pada tahun depan, dengan tujuan untuk menghentikan ketergantungan negara-negara terhadap batubara. Namun hal ini belum final. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper