Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Komoditas Hari Ini (24/11): Batu Bara Lanjutkan Penguatan, CPO Melesu

Harga Batu bara telah menguat tiga hari berturut-turut. CPO mengalami pelemahan.
Uap di pembangkit listrik berbasis batu bara yang berlokasi di Latrobe Valley, Australia pada Rabu (29/4/2015). - Bloomberg/Carla Gottgens
Uap di pembangkit listrik berbasis batu bara yang berlokasi di Latrobe Valley, Australia pada Rabu (29/4/2015). - Bloomberg/Carla Gottgens

Bisnis.com, JAKARTA - Harga komoditas batu bara telah menguat ketika bank terbesar di euro menerapkan kebijakan untuk mengurangi emisi karbon. CPO melemah mengikuti lemahnya minyak nabati dan minyak mentah dalian. 

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara ICE Newcastle kontrak Desember 2023 menguat 0,79% atau 1 poin ke level US$128 per metrik ton. Kemudian, batu bara ICE Newcastle kontrak Januari 2024 juga menguat 1,16% atau 1,50 poin ke level US$130,35 per metrik ton.

Mengutip ReutersJumat (24/11/2023) BNP Paribas yakni bank terbesar di zona euro, menuturkan pada Kamis (23/11) bahwa pihaknya tidak lagi memberikan pembiayaan untuk proyek-proyek yang didedikasikan untuk ekstraksi batubara metalurgi.

BNP mencantumkan target awal tahun ini untuk mengurangi emisi karbon yang dibiayai dari sektor minyak dan gas, pembangkit listrik, otomotif, baja, aluminium dan semen.

Mengutip The Economic Times, FutureCoal, yakni aliansi global untuk batubara berkelanjutan menuturkan bahwa Batu bara dianggap sebagai kontributor terbesar terhadap perubahan iklim dengan listrik termal yang bertanggung jawab atas hampir 30 persen emisi gas rumah kaca (GRK) global.

Berdasarkan catatan Bisnis, India meminta perusahaan-perusahaan swasta meningkatkan investasi di pembangkit listrik tenaga batu bara, untuk memenuhi peningkatan permintaan listrik yang dramatis dan menjembatani hampir 30 gigawatt kebutuhan tambahan pada 2030. Hal in diserukan walaupun ada tekanan internasional untuk menghentikan pembangunan fasilitas seperti hal tersebut. 

Lobi VDKi menuturkan bahwa para importir batu bara keras Jerman ingin pemerintah memperpanjang pengoperasian pembangkit listrik batu bara keras, bahkan melewati batas waktu Maret 2024.  

Sementara itu, Prancis, dengan dukungan Amerika Serikat (AS), berencana untuk menghentikan dukungan keuangan swasta untuk pembangkit listrik berbasis batu bara dalam pertemuan konferensi iklim PBB bulan ini. Kabar ini sudah mencapai India.

Namun, India dan China menentang segala upaya untuk menghentikan pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara, mengingat kebutuhan energi kedua negara yang besar.

Harga CPO     

Harga crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit untuk kontrak Desember 2023 di bursa derivatif Malaysia melemah -22 poin menjadi 3,829 ringgit per metrik ton. Sementara, untuk kontrak Januari 2024 juga melemah -35 poin menjadi 3,906 ringgit per metrik ton.

Mengutip Reuters, harga minyak sawit berjangka Malaysia menurun pada Kamis (23/11/2023) setelah naik tiga sesi berturut-turut. Komoditas ini mengikuti pelemahan minyak nabati dan minyak mentah Dalian, serta pelaku pasar yang menunggu data produksi. 

“Ambil keuntungan, pelemahan harga minyak mentah dan harga minyak kedelai yang ditutup lebih rendah di Chicago Board of Trade (CBOT) semalam membebani harga minyak sawit berjangka hari ini,” jelas senior di Fastmarkets Palm Oil Analytics, Sathia Varqa.

Menurut para pedagang, Asosiasi Minyak Sawit Malaysia memperkirakan produksi pada periode 1-20 November 2023 menurun 3,89% dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya.

Berdasarkan situs web Dewan Minyak Sawit Malaysia, negaranya telah mempertahankan pajak ekspor bulan Desember untuk minyak sawit mentah sebesar 8% dan menaikkan harga acuannya.

Pejabat industri juga menuturkan bahwa Pembeli India membatasi pembelian minyak sawit untuk pengiriman bulan Desember 2023 dan Januari 2024 karena kenaikan harga, dan  perusahaan penyulingan menghadapi margin negatif setelah melakukan impor besar-besaran dalam beberapa bulan terakhir.

Kontrak minyak kedelai paling aktif di Dalian, DBYcv1, turun 1,18 %, kontrak minyak sawit, DCPcv1, turun 0,59 % . CBOT ditutup karena liburan Thanksgiving.

Menurut analis teknikal Reuters, Wang Tao, minyak kelapa sawit mungkin akan kembali ke kisaran 3.935 ringgit hingga 3.953 ringgit per metrik ton, setelah gagal melewati level tahanan di 4.032 ringgit.

Berdasarkan data Bloomberg, ringgit Malaysia melemah 0,07% terhadap dolar. Melemahnya ringgit membuat minyak sawit lebih menarik bagi pemegang mata uang asing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper