Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Melemah ke Level Rp15.554, Ini Penyebabnya

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada hari ini, Kamis (16/11/2023). Sementara itu, indeks dolar AS tepantau menguat.
Karyawati menghitung mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (14/8/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawati menghitung mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (14/8/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada hari ini, Kamis (16/11/2023). Pelemahan ini terjadi seiring dengan rilis data belanja ritel AS per Oktober 2023.

Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 20,50 poin atau 0,13% menuju level Rp15.554,5 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,08% ke posisi 104,47.

Sementara itu, Mata uang lain di kawasan Asia ditutup bervariasi. Won Korea, semisal, menguat 0,28%, sedangkan Yen Jepang turun 0,03%, dan yuan China turun 0,13%. Adapun baht Thailand menguat 0,21%, dolar Singapura tumbuh 0,04%, ringgit Malaysia melemah 0,54%.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan bahwa menguatnya penjualan ritel AS telah mendorong ketidakpastian The Fed. Sebab, belanja ritel negeri Paman Sam terus bertahan sampai dengan Oktober 2023.

“Angka tersebut agak mengimbangi optimisme atas penurunan inflasi AS baru-baru ini, mengingat hal tersebut masih dapat menimbulkan tekanan harga yang besar dalam beberapa bulan mendatang,” ujarnya dalam riset harian, Kamis (16/11).

Dia menambahkan inflasi juga masih jauh di atas target tahunan The Fed sebesar 2%, sehingga data penjualan ritel mendorong rebound dolar dan imbal hasil treasury yang pada akhirnya menekan emas dan menghentikan reli logam kuning selama dua hari.

Dari sisi internal, Bank Indonesia (BI) menilai surplus Neraca Perdagangan Indonesia pada Oktober 2023 memperkuat ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut.

Ke depan, BI akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas lain untuk terus meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Adapun surplus neraca perdagangan Oktober 2023 bersumber dari berlanjutnya surplus neraca perdagangan nonmigas yang mencapai US$5,31 miliar, relatif stabil dibandingkan dengan capaian pada bulan sebelumnya sebesar US$5,33 miliar.

Kinerja positif tersebut didukung oleh tetap kuatnya ekspor nonmigas terutama komoditas batubara, produk logam mulia dan perhiasan, serta produk manufaktur alas kaki dan besi baja.

Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke China, AS, dan India tetap menjadi kontributor utama ekspor. Sementara itu, impor nonmigas tetap menunjukkan penguatan sejalan dengan berlanjutnya perbaikan aktivitas ekonomi.

Ibrahim memperkirakan nilai tukar rupiah pada perdagangan besok, Jumat (17/11) akan bergerak fluktuatif tetapi ditutup melemah di rentang Rp15.530 – Rp15.600. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper