Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laju Saham Transportasi IDXTRANS Melandai, Apa Sebabnya?

Laju saham di sektor transportasi dan logistik dalam indeks sektoral IDXTRANS melandai pada akhir Oktober 2023, dengan hanya mencatatkan kenaikan 1,05%
Presiden Direktur PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA Rent) Projo Sunarjanto (tengah) didampingi Direktur PT Adi Sarana Armada Tbk Jani Candra (kiri) berbincang dengan Chief Operation Officer (COO) Astra Isuzu Yohanes Pratama saat melihat layanan Bengkel Isuzu Berjalan (BIB) di Cakung, Jakarta Timur, Rabu (5/5/2021). ASSA
Presiden Direktur PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA Rent) Projo Sunarjanto (tengah) didampingi Direktur PT Adi Sarana Armada Tbk Jani Candra (kiri) berbincang dengan Chief Operation Officer (COO) Astra Isuzu Yohanes Pratama saat melihat layanan Bengkel Isuzu Berjalan (BIB) di Cakung, Jakarta Timur, Rabu (5/5/2021). ASSA

Bisnis.com, JAKARTA - Laju saham emiten di sektor transportasi dan logistik yang tergabung dalam indeks sektoral IDXTRANS melandai pada akhir Oktober 2023, dengan hanya mencatatkan kenaikan 1,05% sepanjang tahun berjalan.

Padahal pada akhir Agustus lalu, kinerja IDXTRANS masih yang tertinggi dibandingkan sektor lainnya dengan penguatan sekitar 14,30% secara year-to-date (ytd). Namun kini, kinerja IDXTRANS kalah jauh dengan saham sektor infrastruktur IDXINFRA yang melesat 45,97% ytd.

Beberapa saham yang menopang IDXTRANS yaitu BIRD, ASSA, dan ELPI, sedangkan saham yang menjadi penekan indeks yakni GIAA, SMDR, dan MIRA.

Berdasarkan data Bloomberg, IDXTRANS terapresiasi 1,05% ytd atau 17,44 poin secara year-to-date (ytd) ke level 1.679,38 pada Selasa, (31/10/2023). Di lain sisi, saham sektor infrastruktur IDXINFRA melonjak 45,97% ytd ke level 1.267,96 dan tertinggi dibandingkan indeks sektor lainnya.

Macro Strategist Samuel Sekuritas Lionel Priyadi mengatakan saham di sektor transportasi dan logistik terpukul pelemahan daya beli pelemahan daya beli dan konsumsi masyarakat, terutama akibat lesunya e-commerce yang menjadi sumber pertumbuhan utama.

"Sedangkan sektor infrastruktur banyak mendapat stimulus dari kebijakan fiskal pemerintah menjelang Pemilu, terutama penyertaan modal negara [PMN] untuk menyelamatkan WSKT dan WIKA," ujar Lionel kepada Bisnis, Rabu, (1/11/2023).

Di lain sisi, Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project, William Hartanto mengatakan, tidak ada penyebab khusus yang mengakibatkan pelemahan sektor IDXTRANS. Penurunan kinerja indeks menurutnya hanya karena aksi ambil untung oleh investor.

"Menurut saya dari sisi makro tidak ada penyebab khusus, harga saham bisa menurun karena aksi profit taking saja, mengingat saham-saham di sektor ini sudah menguat sejak Agustus," kata William kepada Bisnis.

Dia bilang, prospek saham di sektor transportasi dan logistik masih bisa menguat, seiring dengan mobilitas masyarakat meningkat jelang libur akhir tahun.

William merekomendasikan buy on weakness untuk saham IDXTRANS di antaranya BIRD dengan level support Rp1.900, WEHA di level support Rp163, dan LRNA dengan support Rp220. Sedangkan untuk saham ASSA dan GIAA direkomendasikan tahan.

Adapun, beberapa saham yang menjadi penopang IDXTRANS yaitu emiten taksi, PT Blue Bird Tbk. (BIRD) yang menopang indeks hingga 564,45%. Saham BIRD pun telah melesat 37,02% ytd dari posisi awal Januari 2023 di level Rp1.445 per saham, ke level Rp1.980 per saham pada Selasa, (31/10/2023).

Di urutan selanjutnya ada emiten Grup Triputra milik konglomerat TP Rachmat, PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) yang menopang indeks 146,52%. Adapun saham ASSA naik 5,19% ytd ke level Rp810 per saham.

Kemudian, saham ELPI, NELY, dan GTRA menopang sektor transportasi masing-masing sebesar 78,48%, 46,34%, dan 44,75%.

Di lain sisi, saham yang menjadi pemberat IDXTRANS yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) yang menekan indeks sebesar 172,11%. Diikuti saham PT Samudera Indonesia Tbk. (SMDR) memberatkan indeks sebesar 169,13%.

Saham yang menekan indeks lainnya yaitu PT Mitra International Tbk. (MIRA) sebesar 102,19%. Disusul PT Habco Trans Maritima Tbk. (HATM) sebesar 88,80%.

---

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper