Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pertambangan emas PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) membukukan penurunan kinerja keuangan sepanjang sembilan bulan 2023.
Berdasarkan laporan keuangan, AMMN membukukan penurunan penjualan menjadi US$1,15 miliar atau setara dengan Rp17,82 triliun (kurs jisdor Rp15.487). Capaian tersebut turun 41,79% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$1,97 miliar.
Penjualan tersebut di topang oleh penjualan tembaga sebesar US$697,07 juta atau setara Rp10,79 triliun dan penjualan emas sebesar US$453,68 juta atau setara Rp7,02 triliun.
Manajemen AMMN menjelaskan pada kuartal III/2023, penjualan bersih turun karena tertundanya perpanjangan izin ekspor dari 1 April hingga 23 Juli 2023. Setelah mendapatkan izin ekspor pada 24 Juli 2023, AMMN mempercepat pengiriman konsentrat pada kuartal III/2023 untuk mengejar kehilangan penjualan. Konsentrat yang terjual pada periode ini termasuk persediaan konsentrat dari produksi pada kuartal sebelumnya.
“Antara kuartal II/2023 dan kuartal III/2023, rata-rata harga jual bersih tembaga dan emas masing-masing meningkat sebesar 46% dan 19%,” kata manajemen dalam keterangan resmi, Selasa (31/10/2023).
Kemudian, AMMN membukukan beban pokok penjualan sebesar US$649,23 juta atau setara Rp10,05 triliun. Beban tersebut ikut turun seiring dengan penjualan yang turun. Beban tersebut turun 24,18% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$856,35 juta.
Baca Juga
Alhasil laba kotor AMMN tercatat sebesar US$501,52 juta atau tercatat sebesar Rp7,76 triliun atau anjlok 55,24% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$1,12 miliar.
Laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tercatat sebesar US$62,67 juta atau setara Rp970,58 miliar anjlok 91,57% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$744,09 juta.
Adapun liabilitas AMMN tercatat sebesar US$3,82 miliar naik dibandingkan dengan posisi akhir tahun sebesar US$2,88 miliar. Rinciannya liabilitas jangka pendek tercatat sebesar US$614,96 juta sementara itu liabilitas jangka panjang tercatat sebesar US$3,21 miliar.
Sementara itu ekuitas tercatat sebesar US$4,38 miliar naik dibandingkan posisi akhir tahun 2022 sebesar US$3,60 miliar. Aset AMMN tercatat sebesar US$8,21 miliar naik drastis dari US$6,49 miliar.