Bisnis.com, JAKARTA— PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), anak usaha PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN), tengah berupaya untuk mempercepat commisioning smelter menyusul relaksasi ekspor konsentrat yang diputus sampai Mei 2024 mendatang.
“Kita melihat bagaimana caranya commisioning bisa dilakukan dengan cepat,” kata Presiden Direktur PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) Rachmat Makkasau saat ditemui di Jakarta, Selasa (24/10/2023).
Rachmat enggan memberi keterangan ihwal kemungkinan AMNT turut mengajukan perpanjangan relaksasi ekspor seperti yang dilakukan PT Freeport Indonesia (PTFI). Dia menuturkan perseroannya tengah berfokus untuk memastikan semua peralatan dan teknologi pembangunan smelter dapat digunakan sesuai dengan jadwal.
“Fokus kami bagaimana semua jadwal ini banyak barang dari China, Eropa bisa sampai sesuai waktu dan dipasang secepatnya karena waktu kita ketat banget, antara sekarang sampai akhir Mei 2024 kan tinggal 7 bulan,” kata dia.
Kendati demikian, dia mengakui, keputusan untuk menarik relaksasi ekspor pada Mei 2024 bakal berdampak serius pada operasi tambang dan penerimaan negara nantinya. Hanya saja, dia optimis pemerintah bakal mengambil kebijakan yang tepat untuk mengatasi polemik yang belakangan muncul saat ini.
“Pemerintah pasti tidak akan diamlah,” kata dia.
Baca Juga
Sementara itu, Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengatakan perseroan kemungkinan bakal memangkas 40 persen kapasitas produksi pada Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2024 seiring dengan tenggat relaksasi ekspor konsentrat tembaga yang diputus pada Mei tahun depan. Konsekuensinya, penerimaan negara bisa susut sekitar 50 persen akibat penyesuaian rencana kerja tahun depan tersebut.
Tony mengatakan kemungkinan penyesuaian itu mesti diambil lantaran izin relaksasi ekspor konstrat tembaga yang diberikan pemerintah hanya sampai Mei 2024. Sementara, kata Tony, kemampuan produksi penuh dari smelter Manyar di Gresik, Jawa Timur nantinya baru bisa dicapai pada Desember 2024.
“Kalau peraturannya kemudian melarang ya sayang saja bahwa di RKAB kami 2024 ini kami terpaksa harus mengurangi sekitar 40 persen dari produksi, penerimaan negara juga berkurang sekitar 50 persen itu kan cukup besar,” kata Tony dalam BNI Investor Daily Summit 2023 di Jakarta, Selasa (24/10/2023).
Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah masih mengkaji permohonan perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga dan lumpur anoda dari PT Freeport Indonesia (PTFI) selepas Mei 2024.
“Ya kita lihat saja [arahnya ke mana], nanti akan ada pembahasan kajian, komunikasi dengan Kementerian Keuangan dan lain-lain ini masih proses,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana saat ditemui di Kementerian ESDM, Senin (23/10/2023).
Kendati demikian, Dadan menuturkan, kementeriannya menaruh perhatian pada rencana investasi Freeport yang terbilang besar saat ini untuk kawasan tambang Grasberg, Papua dan kawasan penghiliran lebih lanjut di Gresik, Jawa Timur.