Bisnis.com, JAKARTA — Emiten taksi milik Keluarga Djokosoetono, PT Blue Bird Tbk. (BIRD) menorehkan kinerja gemilang sepanjang tiga kuartal berjalan atau hingga 30 September 2023, dengan mencatatkan kenaikan laba bersih dan pendapatan.
Berdasarkan laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI) laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk BIRD tembus Rp367,42 miliar hingga kuartal III/2023, atau naik 40,97% secara year-on-year (yoy) dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp260,62 miliar.
Kenaikan laba didorong meningkatnya pendapatan 28,72% yoy menjadi Rp3,22 triliun pada 9 bulan 2023, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,50 triliun.
Secara rinci berdasarkan segmen, pendapatan BIRD ditopang dari taksi yang berkontribusi sebesar Rp2,41 triliun, diikuti pendapatan non-taksi sebesar Rp854,43 miliar. Pendapatan itu dikurangi biaya eliminasi sebesar Rp44,35 miliar.
Direktur Utama BIRD, Adrianto (Andre) Djokosoetono, mengungkapkan capaian positif yang secara berkelanjutan tak lepas dari kerja sama antara keluarga besar Blue Bird, mitra strategis, serta loyalitas pelanggan.
"Perseroan akan terus meningkatkan kinerja dengan mengedepankan operasional bisnis yang berkelanjutan untuk memberikan kesejahteraan bagi seluruh pemangku kepentingan,” ujar Andre dalam keterangannya dikutip Sabtu, (28/10/2023).
Baca Juga
Permintaan taksi yang meningkat seiring dengan langkah Blue Bird menambah jumlah armada lebih dari 1.600 unit, termasuk di antaranya 200 unit mobil listrik hingga kuartal III/2023.
Seiring kenaikan pendapatan, beban langsung BIRD naik 24,4% menjadi Rp2,20 triliun, dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp1,77 triliun.
Alhasil, laba bruto perseroan naik 39,08% yoy menjadi Rp1,02 triliun, dibandingkan kuartal III/2022 sebesar Rp737,31 miliar.
Meskipun demikian, kas dan setara kas akhir periode BIRD terpantau turun 10,66% yoy menjadi Rp862,17 miliar, dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp965,05 miliar.
Berdasarkan neraca, total aset BIRD naik menjadi Rp7,37 triliun hingga 30 September 2023, dibandingkan posisi akhir Desember 2022 sebesar Rp6,89 triliun.
Liabilitas perseroan naik menjadi Rp1,84 triliun dibandingkan akhir 2022 sebesar Rp1,54 triliun. Sedangkan ekuitas turun tipis menjadi Rp5,53 triliun dibanding akhir Desember 2022 sebesar Rp5,35 triliun.