Bisnis.com, JAKARTA — Emiten taksi, PT Blue Bird Tbk. (BIRD) membeberkan strategi untuk memperkuat armada taksi hingga akhir 2023.
Direktur Utama BIRD, Adrianto (Andre) Djokosoetono mengatakan perseroan masih terus melakukan ekspansi untuk memperkuat armada, sejalan dengan target untuk penambahan dan peremajaan armada hingga akhir tahun.
"Penambahan armada perusahaan masih sejalan dengan target yang ingin direalisasikan. Kami telah membeli 1.300 unit dari target 3.000 unit hingga kuartal II/2023," kata dia kepada Bisnis, dikutip Senin, (9/10/2023).
Sementara itu, hingga akhir tahun BIRD menargetkan dapat menambah dan meremajakan sebanyak 6.000 kendaraan baik untuk taksi, kargo, maupun mobil rental. Perusahaan juga telah menyiapkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp2 triliun, dan hingga semester I/2023 sudah terserap sekitar 35 persen.
Selain armada konvensional, BIRD juga menambah armada kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang ditarget sebanyak 500 unit hingga akhir 2023.
Sepanjang semester I/2023, perseroan telah memiliki armada taksi listrik sebanyak 191 unit dari tiga merek mobil listrik, yaitu Tesla, BYD, dan Hyundai Ioniq 5.
Baca Juga
Namun sayangnya, perseroan belum dapat memberikan informasi mengenai penambahan armada pada kuartal III/2023, serta target volume pengantaran atau pengangkutan hingga akhir tahun.
Efek Harga BBM Naik
Sebagai informasi, PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) eceran non subsidi sekitar Rp700 per 1 Oktober 2023. Harga Pertamax untuk wilayah DKI Jakarta naik menjadi Rp14.000 per liter. Pada bulan lalu, harga BBM dengan nilai oktan 92 (RON 92) ini dibanderol Rp13.300 per liter.
Penyesuaian harga BBM juga terjadi pada Pertamax Turbo, Dexlite hingga Pertamina Dex. Di lain sisi, harga Pertalite dan solar subsidi tidak mengalami perubahan atau tetap pada level Rp10.000 untuk Pertalite dan Rp6.800 untuk solar subsidi.
Andre mengatakan, kenaikan harga BBM nonsubsidi per 1 Oktober 2023 tidak berdampak signifikan terhadap kinerja perseroan, sebab armada taksi Blue Bird masih menenggak BBM subsidi.
"BBM yang mengalami kenaikan harga adalah BBM nonsubsidi, sehingga hal ini tidak terlalu berpengaruh terhadap angkutan umum yang menggunakan BBM subsidi seperti Blue Bird," kata Andre.
Menilik laporan keuangan BIRD per semester I/2023, beban bahan bakar minyak berkontribusi sebesar Rp431,31 miliar atau setara 30,18 persen dari total beban langsung sebesar Rp1,42 triliun. Beban BBM itu juga terkerek 44,61 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan semester I/2022 sebesar Rp298,25 miliar.
Adapun, pendapatan BIRD naik 35,13 persen yoy menjadi Rp2,09 triliun pada semester I/2023. Sedangkan laba bersih perseroan juga melesat 77,48 persen menjadi Rp259,45 miliar.