Bisnis.com, JAKARTA - PT BNI Sekuritas menyampaikan akan membawa satu perusahaan untuk melakukan pencatatan perdana saham atau initial public offering (IPO) pada 2024.
Nilai emisi dari perusahaan tersebut diperkirakan mencapai US$500 juta atau setara Rp7,93 triliun (kurs Jisdor Rp15.871 per dolar AS).
Presiden Direktur BNI Sekuritas Agung Prabowo mengatakan di tahun ini, IPO terbesar telah selesai dilakukan oleh pihaknya, yakni PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN).
"Di akhir tahun kelihatannya tidak ada [IPO besar]. Mudahan tahun depan ada yang besar lagi," kata Agung ditemui di Investor Daily Summit 2023, di Jakarta, Rabu (25/10/2023).
Dia melanjutkan, dari sisi BNI Sekuritas, pihaknya akan membawa calon perusahaan di sektor industri ekstraksi untuk melakukan IPO. Hanya saja, Agung tidak merinci lebih lanjut mengenai indutsri ekstraksi tersebut.
"Kami ada satu dari sisi industri ekstraksi yang cukup besar, mungkin sekitar US$500 juta," ujarnya.
Baca Juga
Adapun BNI Sekuritas melihat sentimen penggalangan dana di 2024 masih cukup positif, tapi cautious atau waspada. Menurutnya, penggalangan dana di pasar modal akan sangat bergantung pada hasil pemilihan umum di 2024.
Meski demikian, Agung melihat pemilu tetap akan berdampak positif terhadap pasar modal Indonesia. BNI Sekuritas juga masih melihat perekonomian Indonesia tetap bergerak positif ke depannya.
"Jadi kami tetap positif terhadap perekonomian Indonesia ke depannya," ucap Agung.
Sebagaimana diketahui, BNI Sekuritas telah membawa dua perusahaan dengan nilai emisi jumbo melantai di BEI tahun ini. Perusahaan tersebut adalah BREN dengan nilai emisi Rp3,13 triliun, dan PT Amman Mineral International Tbk. (AMMN) dengan nilai emisi Rp10,73 triliun.
Selain itu, BNI Sekuritas juga membawa anak usaha Erajaya, PT Sinar Eka Selaras Tbk. (ERAL) melakukan IPO, dengan nilai emisi Rp404,6 miliar.
Hingga semester I/2023, lini bisnis Investment Banking BNI Sekuritas sendiri telah mencatatkan pendapatan sebesar Rp57,67 miliar.