Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyeksi IPO di 2024 di Tengah Suku Bunga Tinggi, Masih Semarak?

Pencatatan perdana saham atau initial public offering (IPO) diproyeksi masih akan semarak di 2024.
Karyawati mengamati pergerakan harga saham di kantor PT Mandiri Sekuritas di Jakarta, Rabu (9/11/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati mengamati pergerakan harga saham di kantor PT Mandiri Sekuritas di Jakarta, Rabu (9/11/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Pencatatan perdana saham atau initial public offering (IPO) diproyeksi masih akan semarak pada 2024. Beberapa sektor diperkirakan masih akan menarik minat investor di 2024.

Presiden Direktur Surya Fajar Sekuritas Steffen Fang melihat hingga akhir tahun ini, dengan sisa waktu dua bulan menuju akhir tahun, masih terdapat banyak perusahaan yang berada di pipeline Bursa Efek Indonesia (BEI). 

"Cuma kelihatannya sisa proses [IPO] yang masih berproses dengan tahun buku Juni 2023. Tidak akan terlalu banyak lagi [IPO]," kata Steffen, dihubungi Selasa (24/10/2023). 

Dia melihat dengan suku bunga yang tinggi, pencarian dana melalui proses IPO atau rights issue akan menjadi salah satu alternatif pendanaan perusahaan di tahun depan. Steffen masih optimistis pencarian dana melalui IPO dan rights issue masih akan semarak di tahun depan. 

Dia juga melihat di tahun politik, investor sudah bisa membaca peta politik yang ada. Steffen yakin gelaran Pemilu tidak akan terlalu berpengaruh untuk kegiatan di pasar modal. 

"Kami rasa investor sudah bisa membaca peta politik yang ada, sehingga tidak terlalu akan berpengaruh untuk kegiatan di pasar modal," tuturnya.

Adapun melihat antusiasme investor berburu saham IPO di tahun ini, Steffen melihat sektor energi dan logistik bisa menjadi sektor yang diminati pada tahun 2024. 

Sementara itu, Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas Laksono Widodo menuturkan terdapat banyak faktor yang akan mempengaruhi prospek IPO tahun depan. 

"Kita masuk tahun pemilu, biasanya ada sedikit wait and see terkait dengan pemerintahan yang baru," ujar Laksono di Jakarta, Selasa (24/10/2023). 

Dia juga mengatakan, investor juga harus melihat perkembangan suku bunga yang belum turun, yield di AS terus naik. Menurutnya, hal itu menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan terkait dengan minat untuk melakukan IPO ekuitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper