Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) bersama Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan RI akan meluncurkan Bursa CPO besok, Jumat (12/10/2023). Emiten CPO PT Sampoerna Agro Tbk. (SGRO) menyampaikan mendukung kehadiran dari Busa CPO ini.
Investor Relations Sampoerna Agro Stefanus Darmagiri mengatakan SGRO mendukung kehadiran dari bursa CPO yang akan diluncurkan esok hari, Jumat (13/10/2023). Menurutnya, SGRO akan terus memantau perkambangan terkait bursa CPO ini.
"Kedepannya Bursa CPO diharapkan dapat mengidentifikasi indeks harga CPO Indonesia," kata Stefanus dihubungi, Kamis (12/10/2023).
Adapun, kata Stefanus, saat ini SGRO melihat harga CPO dunia masih sangat ditentukan oleh persediaan global dan permintaan minyak nabati.
Lebih lanjut, Stefanus menjelaskan pada saat ini seluruh penjualan CPO SGRO ditujukan untuk pasar domestik. Karena hal tersebut, kehadiran Bursa CPO tidak akan memiliki dampak langsung terhadap harga dan penjualan CPO SGRO.
Sebelumnya, Analis Pasar Mata Uang dan Komoditas Lukman Leong melihat Bursa CPO Indonesia berpotensi bisa tumbuh jauh lebih besar daripada Bursa Derivatif Malaysia.
Baca Juga
"Hal ini mengingat kita produsen CPO yang terbesar di dunia dan jauh lebih besar dari Malaysia," ucap Lukman, dihubungi Kamis (12/10/2023).
Dia menuturkan kehadiran Bursa CPO di Indonesia, eksportir CPO bisa melakukan hedge terhadap produk mereka di saat harga bagus, tanpa perlu memaksa ekspor keluar.
"Dampaknya harga CPO bisa lebih stabil dan tinggi," ujar Lukman.
Senada dengan Lukman, Analis Mirae Asset Sekuritas Rizkia Darmawan menuturkan Bursa CPO dapat menjadi salah satu katalis positif untuk industri sawit Indonesia. Hal ini terutama dalam segi menjaga stabilitas harga produk CPO di dalam negeri.
"Mengingat kontribusi ekspor Indonesia terhadap global yang lebih dari 50 persen. Perlu dicatat, pada saat ini, yang masih menjadi benchmark harga global CPO global adalah Bursa Malaysia," ujar Darmawan.